Jakarta, VIVA – Pasar tenaga kerja Amerika Serikat kembali menjadi sorotan setelah laporan terbaru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Angka perekrutan baru tercatat sebagai yang terendah sejak 2009, tahun ketika ekonomi AS masih bergulat dengan krisis keuangan global.
Kondisi ini muncul di tengah situasi politik yang tidak menentu akibat penutupan sebagian aktivitas pemerintah atau government shutdown, sehingga data resmi dari Departemen Tenaga Kerja tidak dapat dirilis.
Kondisi ini membuat para ekonom dan pembuat kebijakan di bank sentral AS, Federal Reserve, harus mengandalkan data alternatif dari lembaga lain untuk memantau kesehatan pasar tenaga kerja.
Laporan yang dikeluarkan oleh Federal Reserve Chicago serta firma penempatan kerja Challenger, Gray & Christmas menjadi rujukan utama pekan ini. Berikut informasi selengkapnya, sebagaimana dirangkum dari CNBC, Jumat, 3 Oktober 2025.
Data Pengangguran dan Perekrutan
Berdasarkan laporan tersebut, angka pengangguran hampir tidak berubah pada bulan September, sementara tingkat PHK dan perekrutan sama-sama melambat. Tingkat pengangguran hanya sedikit bergerak di angka 4,34%, menurut serangkaian indikator baru yang dikompilasi oleh Federal Reserve Chicago.
Angka ini hampir tidak berubah dibandingkan Agustus, meski hanya berbeda 0,01 poin persentase menuju 4,4%, level tertinggi sejak Oktober 2021.
Pada September, distrik bank sentral tersebut mengumumkan bahwa mereka akan merilis dashboard sendiri berisi indikator pasar tenaga kerja. Data itu juga mencatat tingkat PHK yang stabil di 2,1%, sementara tingkat perekrutan turun ke 45,2%, melemah 0,4 poin persentase dibandingkan Agustus.
Sementara itu, firma penempatan kerja Challenger, Gray & Christmas melaporkan pengumuman PHK turun 37% pada September dan lebih rendah 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, jumlah rencana PHK sejak awal tahun masih yang tertinggi sejak 2020, tahun saat pandemi Covid melanda. Challenger mencatat, total pemutusan hubungan kerja yang diumumkan mencapai 946.426 sepanjang tiga kuartal pertama. Angka ini sudah 24% lebih tinggi dibandingkan sepanjang tahun 2024.
Rekrutmen Baru Terendah Sejak Krisis Finansial 2009
Untuk perekrutan baru, dilaporkan hanya berjumlah 204.939 sepanjang 2025, turun 58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan menjadi level terendah sejak 2009, ketika ekonomi AS masih berada dalam cengkeraman krisis keuangan.
Data ini diharapkan bisa mengisi celah akibat absennya laporan resmi dari pemerintah. Biasanya, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data klaim awal tunjangan pengangguran mingguan, serta laporan ketenagakerjaan non-pertanian. Namun, keduanya tertunda karena penutupan pemerintahan yang sudah memasuki hari kedua tanpa tanda-tanda solusi.
Dampak Ekonomi Lebih Luas
Kondisi ini menambah ketidakpastian pasar tenaga kerja AS. Meskipun pengumuman PHK menurun, rendahnya angka perekrutan baru menunjukkan perusahaan masih enggan menambah tenaga kerja di tengah tekanan ekonomi dan ketidakpastian kebijakan.
Hal ini berpotensi memengaruhi daya beli masyarakat serta menekan pertumbuhan ekonomi AS dalam jangka pendek. Terlebih, dengan adanya shutdown pemerintah yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Halaman Selanjutnya
Angka ini hampir tidak berubah dibandingkan Agustus, meski hanya berbeda 0,01 poin persentase menuju 4,4%, level tertinggi sejak Oktober 2021.

3 weeks ago
17









