Rabu, 26 Maret 2025 - 20:25 WIB
VIVA – Pengadilan Militer Rusia menjatuhkan hukuman penjara kepada lusinan prajurit anggota Brigade Operasi Khusus ke-12 atau yang lebih dikenal dengan julukan Batalyon Azov.
Vonis hukuman yang dijatuhkan Pengadilan Militer Rusia bervariasi. Mulai dari hukuman penjara 13 hingga 23 tahun, kepada 12 orang tentara Ukraina yang berhaluan Neo-Nazi tersebut, Rabu 26 Maret 2025.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Russia Today, persidangan ini adalah yang terbesar terhadap tawanan perang Ukraina, sepanjang invasi skala penuh berlangsung.
Pasukan elite militer Ukraina ini didakwa bersalah atas tuduhan tindakan terorisme, di front timur.
VIVA Militer: Pasukan Neo-Nazi Batalyon Tempur Azov Ukraina
Lusinan tentara Neo-Nazi Ukraina ini menyerahkan diri setelah pengepungan 80 hari oleh pasukan Rusia di Mariupol, Feburari hingga Mei 2022.
Pengadilan Militer Distrik Selatan di Rostov-on-Don, para prajurit Batalyon Azov dinyatakan bersalah karena merebut kekuasaan.
Mereka juga ditududuh mengorganisasi atau berpartisipasi dalam organisasi teroris serta menjalani pelatihan untuk kegiatan teroris.
Dalam laporan lain yang dilansir VIVA Militer dari Mediazona, anggota Batalyon Azov yang dijatuhi hukuman berasal dari berbagai pangkat, mulai dari perwira, bintara dan tamtama, juru masak hingga tukang bangunan.
VIVA Militer: Pasukan Neo-Nazi Batalyon Tempur Azov Ukraina
Selain itu 24 orang tentara Neo-Nazi Ukraina sebelumnya, yang di dalamnya ada sembilan orang wanita, juga diringkus militer Rusia di wilayah selatan pada Maret hingga Mei 2022.
Sembilan perempuan yang diadili disebut-sebut berprofesi sebagai juru masak atau petugas kebersihan.
Dua laki-laki diadili secara in absentia setelah dimasukkan dalam pertukaran tahanan pada tahun 2022. Sementara itu, salah satu tahanan, Oleksandr Ishchenko, meninggal dalam tahanan Rusia pada tahun 2024.
Selama persidangan, para terdakwa menggambarkan penganiayaan berat dalam tahanan. Mereka mengaku dipukuli hingga patah tulang, diinterogasi dengan kantong di atas kepala, dan dipaksa menyanyikan lagu kebangsaan Rusia.
VIVA Militer: Tentara Ukraina jadi tahanan perang militer Rusia
Mereka juga menuduh bahwa mereka diberi makanan yang terkontaminasi limbah atau bahan kimia.
Kemudian, tahanan perempuan tidak diberikan produk kebersihan dan jasad tahanan yang telah meninggal dibiarkan di sel yang penuh sesak selama berhari-hari.
Halaman Selanjutnya
Mereka juga ditududuh mengorganisasi atau berpartisipasi dalam organisasi teroris serta menjalani pelatihan untuk kegiatan teroris.