Manfaat Transisi Energi Hijau: Mengurangi Polusi, Meningkatkan Kualitas Hidup

4 hours ago 3

Kamis, 24 April 2025 - 06:05 WIB

Jakarta, VIVA – Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Dampaknya terasa hampir di segala aspek kehidupan, mulai dari kerusakan lingkungan hingga perubahan ekonomi yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. 

Untuk itu, transisi energi atau peralihan dari energi fosil menuju energi terbarukan (EBT) menjadi solusi yang tidak hanya bermanfaat bagi planet ini, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan manusia.

Peluncuran Buku berjudul Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau

Photo :

  • VIVA/Siti Adisya Kirana

"Kita harus melihat transisi energi ini sebagai isu yang tidak remeh, melainkan isu yang sangat penting. Kita berbicara tentang lingkungan, peningkatan daya saing, dan juga kesehatan manusia," ujar Albertus P. Siagian selaku editor dalam acara peluncuran buku “Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau?” pada Rabu, 23 April 2025 di Jakarta Selatan. 

Menurutnya, setiap orang harus memperhatikan transisi energi karena dampaknya akan dirasakan dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk kesehatan.

Bagaimana Transisi Energi Berhubungan dengan Kesehatan?

Salah satu aspek yang sering diabaikan dari penggunaan energi fosil, seperti batu bara dan minyak, adalah dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia. Pembakaran energi fosil menghasilkan polusi udara yang mengandung partikel berbahaya, seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan karbon dioksida yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan menyebabkan penyakit seperti asma, bronkitis, bahkan kanker paru-paru.

Di kota-kota besar, tingkat polusi udara yang tinggi juga meningkatkan risiko penyakit kardiova skular dan gangguan pernapasan lainnya.

Namun dengan beralih ke energi terbarukan yang lebih bersih, kita dapat mengurangi emisi polusi udara yang berbahaya ini. Proses pembangkitan energi terbarukan tidak menghasilkan polusi udara yang dapat merusak kesehatan manusia. 

Manfaat Kesehatan dari Transisi Energi

1. Mengurangi Penyakit Pernafasan dan Kardiovaskular

Dengan mengurangi emisi polusi udara, transisi ke energi terbarukan dapat membantu mengurangi jumlah orang yang menderita penyakit pernapasan seperti asma dan bronkitis. Selain itu, polusi udara juga berhubungan erat dengan penyakit jantung, stroke, dan gangguan kardiovaskular lainnya. Mengurangi polusi udara berarti mengurangi risiko-risiko kesehatan tersebut.

2. Meningkatkan Kualitas Udara di Lingkungan

Transisi energi menuju sumber energi bersih akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat, terutama di kota-kota besar yang sering terpapar polusi. Udara yang lebih bersih akan memberikan dampak langsung pada kualitas hidup masyarakat, mengurangi jumlah rawat inap di rumah sakit karena penyakit akibat polusi, serta meningkatkan daya tahan tubuh dan kualitas tidur.

Peluncuran Buku berjudul Siapa Bayar Apa Untuk Transisi Hijau

Photo :

  • VIVA/Siti Adisya Kirana

3. Meningkatkan Akses ke Air Bersih

Beberapa sumber energi fosil, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dapat mencemari sumber daya air dengan limbah berbahaya. Beralih ke energi terbarukan mengurangi risiko pencemaran ini yang pada gilirannya akan menjaga sumber daya air tetap bersih dan aman untuk dikonsumsi, sekaligus mengurangi risiko penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi.

4. Kesehatan Mental yang Lebih Baik

Dampak polusi terhadap kesehatan mental juga tidak bisa diabaikan. Polusi udara yang tinggi telah terbukti dapat meningkatkan tingkat stres dan gangguan kesehatan mental lainnya. Dengan beralih ke sumber energi yang lebih bersih, kita juga berpotensi meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, termasuk kesehatan mental masyarakat yang lebih baik karena lingkungan yang lebih bersih dan aman.

Halaman Selanjutnya

Di kota-kota besar, tingkat polusi udara yang tinggi juga meningkatkan risiko penyakit kardiova skular dan gangguan pernapasan lainnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |