Marak Kasus Keracunan MBG, Prabowo Mau Panggil BGN

4 weeks ago 18

Sabtu, 27 September 2025 - 17:18 WIB

Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto angkat bicara soal maraknya kasus keracunan massal yang terjadi pada anak-anak usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah wilayah. 

Prabowo menegaskan akan memanggil pihak Badan Gizi Nasional (BGN) terkait hal tersebut. Ia menegaskan akan berdiskusi dengan petinggi BGN untuk mengatasi masalah tersebut.

"Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan beberapa pejabat kita akan diskusikan," ujar Prabowo kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Sabtu, 27 September 2025.

Prabowo menekankan bahwa setiap program pemerintah pasti ada sejumlah masalah di awal pelaksanaannya. Ia berjanji akan menyelesaikan kasus keracunan massal dengan baik.

"Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal ya. Tapi saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik," kata Prabowo.

UMKM binaan BRI jadi pemasok program MBG

Sebagai informasi, Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan ada 70 kasus keracunan sepanjang Januari hingga September 2025, dan dari puluhan kasus itu ada 5.914 penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terdampak.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang saat jumpa pers di Kantor BGN, Jakarta, Jumat, menyatakan BGN bertanggung jawab penuh, dan berjanji untuk berbenah agar kejadian serupa tak terulang ke depannya.

Dari 70 kasus itu, sembilan kasus dengan 1.307 korban ditemukan di wilayah I Sumatera, termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dan Kota Bandar Lampung, Lampung. Kemudian, di wilayah II Pulau Jawa, ada 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG yang terdampak, dan di wilayah III di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara ada 20 kasus dengan 997 penerima MBG yang terdampak.

Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utamanya ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu E. Coli pada air, nasi, tahu, dan ayam. Kemudian, Staphylococcus Aureus pada tempe dan bakso, Salmonella pada ayam, telur, dan sayur, Bacillus Cereus pada menu mie, dan Coliform, PB, Klebsiella, Proteus dari air yang terkontaminasi.

“Kami mengaku salah atas apa yang terjadi. Insiden pangan ya. Insiden keamanan pangan. Jadi, kalau saya sebut insiden keamanan pangan ini ternyata kami menemukan tidak semua terduga beracun, tetapi ada juga karena alergi, kemudian ada hal-hal lain juga,” kata Nanik.

Nanik juga meminta maaf atas insiden keracunan yang dialami anak-anak penerima MBG.

Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang menggelar jumpa pers

“Dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN, atas nama seluruh SPPG seluruh Indonesia. Saya mohon maaf,” ujar Nanik.

Dalam kesempatan yang sama, Nanik menegaskan BGN berusaha keras untuk berbenah, termasuk tidak menoleransi pelanggaran SOP sekecil apapun.

“Terus terang, kami terus maraton (bekerja, red) apa-apa yang harus kami perbaiki,” sambung Nanik S. Deyang.

Halaman Selanjutnya

Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utamanya ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu E. Coli pada air, nasi, tahu, dan ayam. Kemudian, Staphylococcus Aureus pada tempe dan bakso, Salmonella pada ayam, telur, dan sayur, Bacillus Cereus pada menu mie, dan Coliform, PB, Klebsiella, Proteus dari air yang terkontaminasi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |