Jakarta, VIVA – Industri jasa keuangan tengah berada di titik perubahan besar. Jika satu dekade lalu bank dan fintech berlomba-lomba melakukan digitalisasi, kini fokusnya bergeser ke pemanfaatan kecerdasan buatan yang jauh lebih canggih.
Bukan hanya otomatisasi sederhana, melainkan AI yang mampu berpikir, mengambil keputusan, dan bekerja layaknya manusia dalam satu alur proses utuh. Transformasi ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga menyentuh cara kerja, struktur organisasi, hingga pengalaman nasabah.
Bank, perusahaan asuransi, dan startup fintech mulai meninggalkan pendekatan lama sebagai pembeli perangkat lunak, lalu beralih menjadi pembangun sistem mereka sendiri. Cloud, data modern, dan agentic AI menjadi fondasi utama perubahan tersebut.
Menurut Kiran Jagannath, Head of Financial Services and Conglomerates di AWS India, sektor jasa keuangan saat ini sedang menyatu dalam model operasi yang benar-benar baru untuk layanan keuangan. Namun, tiap segmen industri berada di level kesiapan yang berbeda.
Startup fintech dinilai paling unggul karena sejak awal merupakan digital native yang lahir di cloud. "Mereka nyaris tidak memiliki beban sistem lama sehingga lebih bebas berinovasi," ujarnya sebagaimana dikutip dari The Hindu, Selasa, 23 Desember 2025.
Berbeda dengan fintech dan asuransi, bank cenderung memulai migrasi ke cloud lebih lambat. Namun, begitu perubahan dimulai, kecepatannya justru melesat. Pandemi COVID-19 menjadi momen krusial.
“Ketika kantor cabang tidak bisa berfungsi seperti biasa, bank harus meningkatkan skala kanal digital dalam hitungan minggu. Secara historis, proyek sebesar itu bisa memakan waktu kuartalan bahkan bertahun-tahun. Cloud mengubah segalanya,” kata Jagannath.
Di India, lonjakan penggunaan Unified Payments Interface (UPI) juga menjadi pemicu besar. Pertumbuhan transaksi yang nyaris berlipat ganda setiap tahun membuat bank kesulitan memprediksi kebutuhan kapasitas.
“Anda tidak bisa memperkirakan volume lima tahun ke depan. Kadang dua tahun ke depan pun sulit. Dengan volatilitas seperti itu, auto-scaling di cloud menjadi krusial,” ujarnya.
Setelah fondasi cloud terbentuk, perhatian industri beralih ke generative AI dan agentic AI. Pada tahap awal, penerapan AI masih fokus pada tugas tertentu, seperti menekan kegagalan pembayaran, meningkatkan deteksi penipuan, dan mempercepat layanan pelanggan. Namun ke depan, pendekatannya jauh lebih menyeluruh.
Halaman Selanjutnya
“Masa depan adalah agentic AI,” tegas Jagannath. “Bukan satu agen, tetapi banyak agen dengan penalaran mirip manusia yang bekerja bersama untuk menyelesaikan proses secara menyeluruh,” ungkapnya.

3 hours ago
1









