Mengenal Penjor Festival, Tradisi Bali yang Dihidupkan Lewat Seni dan Kreativitas

8 hours ago 1

Senin, 3 November 2025 - 11:00 WIB

VIVA – Keindahan budaya Bali tak lepas dari simbol-simbol sakral yang penuh filosofi. Salah satunya adalah Penjor, karya seni berbentuk bambu tinggi yang dihiasi janur, padi, dan hasil bumi. Lebih dari sekadar hiasan, Penjor memiliki makna mendalam sebagai lambang keseimbangan antara alam, manusia, dan kehidupan spiritual. 

Dalam tradisi Bali, Penjor biasanya dipasang di depan rumah menjelang Hari Raya Galungan. Tiang bambu yang menjulang tinggi menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, sementara lengkungannya yang menurun melambangkan kemurahan hati ilahi yang mengalir ke bumi. 

Ornamen janur dan hasil bumi yang menghiasinya menjadi simbol kelimpahan rezeki dan kehidupan yang selaras dengan alam. Dengan demikian, setiap Penjor yang berdiri tegak bukan hanya dekorasi, melainkan doa dan pengingat tentang pentingnya menjaga keseimbangan hidup.

Melalui penyelenggaraan festival budaya di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, “Penjor Festival 2025”, semangat pelestarian makna Penjor diwujudkan dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghilangkan nilai tradisionalnya. Dalam ajaran Hindu Bali, Festival Penjor merupakan persembahan kepada Sang Hyang Widhi Wasa, ungkapan syukur atas kemakmuran dan keharmonisan hidup di dunia. 

“Penjor Festival GWK menjadi wujud pelestarian budaya dan rasa syukur umat Hindu Bali kepada Sang Hyang Widhi Wasa,” seperti dilansir dari Instagram @gwkbali pada Senin, 3 November 2025. 

Festival ini menampilkan berbagai pertunjukan seni dan pameran yang mengangkat filosofi Penjor sebagai simbol keseimbangan dan kemakmuran. Keindahan Penjor dikemas dalam berbagai bentuk kreatif. 

Puncak perayaan Penjor Festival berlangsung pada 31 Oktober hingga 1 November. Beragam kegiatan budaya menjadi daya tarik utama, mulai dari Lomba Barong, Mekendang Tunggal, Balaganjur, hingga Pameran Ogoh-Ogoh Mini. Penampilan kolosal dari Sanggar Saba Sari serta aksi panggung musisi Bagus Wirata turut memeriahkan suasana.

Direktur Operasional GWK Cultural Park, Ch. Rossie Andriani, menyampaikan apresiasinya atas dukungan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan festival budaya ini.

“Kami sangat berterima kasih atas dukungan masyarakat Bali, para seniman, serta Pemerintah Kabupaten Badung yang telah bersama-sama mewujudkan semangat Penjor Festival. Keterlibatan semua pihak menunjukkan bahwa GWK benar-benar menjadi rumah bagi ekspresi budaya Bali yang hidup dan berkembang,” ujarnya. 

Halaman Selanjutnya

Melalui kegiatan semacam ini, Penjor tidak hanya dikenal sebagai simbol religius, tetapi juga menjadi identitas budaya yang terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Tradisi ini membuktikan bahwa budaya Bali mampu hidup berdampingan dengan modernitas tanpa kehilangan nilai spiritualnya. Keindahan Penjor yang menjulang ke langit seolah menjadi pengingat bahwa setiap langkah manusia seharusnya berakar pada rasa hormat terhadap alam dan Sang Pencipta.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |