Padang, VIVA – Kurambik, atau yang lebih dikenal dengan sebutan karambit, merupakan salah satu senjata tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat, yang memiliki bentuk unik menyerupai cakar harimau. Senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan diri, tetapi juga memiliki nilai sejarah, filosofi, dan simbolisme yang tinggi dalam kebudayaan masyarakat Minang.
Secara historis, kurambik digunakan oleh para pendekar silat Minangkabau dalam seni bela diri Silat Minang atau Silat Harimau. Bentuk melengkungnya yang ergonomis memungkinkan pengguna melakukan serangan dan pertahanan dengan gerakan cepat, lincah, dan presisi tinggi. Dalam konteks seni bela diri, kurambik bukan sekadar senjata, melainkan perpanjangan dari tubuh dan jiwa petarung.
Filosofi di balik kurambik menggambarkan nilai kehati-hatian dan kecerdikan. Layaknya harimau yang menjadi lambang kekuatan dan keluwesan, pengguna kurambik diajarkan untuk bertindak tenang namun sigap dalam menghadapi situasi berbahaya.
Nilai-nilai ini sejalan dengan falsafah hidup orang Minang, yaitu “alam takambang jadi guru” — alam yang luas menjadi sumber pelajaran bagi manusia.
Kini, kurambik tidak hanya dikenal di Nusantara, tetapi juga mendunia sebagai ikon budaya dan inspirasi desain dalam seni bela diri modern. Meski beradaptasi dengan zaman, keberadaan kurambik tetap menjadi simbol jati diri bangsa yang kaya akan warisan tradisi dan nilai luhur.
“Mari kita populerkan kerambit sebagai darah daging anak bangsa, sehingga kerambit dapat merakyat menjadi identitas yang dikenal dan dihargai oleh masyarakat internasional. Dengan demikian, kita dapat memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan leluhur," kata Guru Besar Silat Harimau Minangkabau, Edwel Datuk Rajo Gampo Alam, dalam pernyataannya.
Kegiatan ini menjadi wadah nyata untuk menjaga eksistensi senjata tradisional kurambik dan seni bela diri yang menyertainya agar tidak punah atau tergeser oleh budaya luar. Selain itu, festival ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, mengenai nilai sejarah, filosofi, dan fungsi kurambik sebagai bagian dari identitas budaya bangsa.
"Melalui Festival Garak Kurambik ini, kami ingin menghadirkan ruang bagi generasi muda untuk kembali mengenal, mencintai, dan melestarikan warisan budaya bangsa khususnya seni beladiri dan senjata tradisional Indonesia," kata Ketua Pelaksana Festival Garak Kurambik, Mochammad Azqilla Ahdalazim, dalam pernyataannya.
Halaman Selanjutnya
"Pelestarian budaya ini tak luput dengan bantuan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, yang berupaya untuk memfasilitasi pemajuan kebudayaan hingga terselenggaranya kegiatan ini. Harapannya, Garak Kurambik dapat menjadi ajang tahunan yang tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga mempererat persaudaraan lintas daerah melalui semangat sportivitas dan kebanggaan terhadap warisan leluhur," sambungnya.

17 hours ago
5









