Jakarta, VIVA – Dalam beberapa waktu terakhir, istilah frugal living, semakin populer, dan tak sedikit juga yang menerapkan gaya hidup ini. Selain mengajarkan kebiasaan menghemat uang, frugal living juga menjadi gaya hidup yang lebih sadar terhadap konsumsi dan pengeluaran.
Tak heran jika banyak orang mulai beralih ke pola hidup ini dengan berbagai alasan. Namun, apakah benar tren frugal living ini muncul salah satunya karena kondisi ekonomi yang sedang lesu?
Jika ditelaah lebih dalam, ada beberapa faktor yang mempengaruhi menjamurnya tren frugal living. Selain kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, perubahan pola pikir masyarakat terhadap keuangan dan konsumsi juga turut berkontribusi.
Yuk simak ulasannya seperti dirangkum dari Frugal Spartans, Jumat, 7 Februari 2025!
Alasan Munculnya Fenomena Frugal Living
Ilustrasi mengelola keuangan.
1. Naiknya Biaya Hidup
Salah satu alasan utama mengapa frugal living semakin populer adalah meningkatnya biaya hidup. Harga kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan perumahan, terus mengalami kenaikan. Sementara itu, di lain sisi, pendapatan masyarakat tidak selalu mengalami peningkatan yang sebanding. Jadi, untuk tetap bertahan dalam kondisi ekonomi yang menantang, banyak orang mulai mencari cara untuk menghemat pengeluaran.
2. Kesadaran Finansial yang Meningkat
Berkat kemajuan teknologi dan internet, informasi mengenai pengelolaan keuangan pribadi kini semakin mudah diakses. Banyak orang mulai menyadari pentingnya menabung, menghindari utang konsumtif, dan berinvestasi demi masa depan yang lebih stabil. Kesadaran ini membuat banyak individu lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka, sehingga konsep frugal living menjadi lebih relevan.
3. Pengaruh Gaya Hidup Minimalis
Frugal living kerap dikaitkan dengan minimalisme, sebuah gaya hidup yang menekankan pada kepemilikan barang yang benar-benar dibutuhkan. Banyak orang mulai merasa bahwa memiliki terlalu banyak barang justru membuat hidup lebih rumit dan tidak efisien. Alhasil, dengan mengadopsi pola pikir seperti itu, banyak orang yang secara alami menjadi lebih hemat dalam pengeluaran dan lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar bernilai.
4. Dampak Pandemi dan Ketidakpastian Ekonomi
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia beberapa tahun lalu memberikan pelajaran berharga bagi banyak orang tentang pentingnya memiliki cadangan finansial. Ketidakpastian ekonomi yang muncul setelah pandemi, termasuk ancaman resesi dan inflasi, membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengelola uang. Akibatnya, banyak yang mulai menerapkan prinsip frugal living sebagai strategi untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Itulah alasan di balik munculnya fenomena frugal living. Tren ini bukan hanya muncul karena kondisi ekonomi, tetapi juga karena perubahan pola pikir terhadap keuangan dan konsumsi, seperti kesadaran akan pentingnya mengelola uang dengan bijak. Bagaimana menurut Anda?
Halaman Selanjutnya
Berkat kemajuan teknologi dan internet, informasi mengenai pengelolaan keuangan pribadi kini semakin mudah diakses. Banyak orang mulai menyadari pentingnya menabung, menghindari utang konsumtif, dan berinvestasi demi masa depan yang lebih stabil. Kesadaran ini membuat banyak individu lebih selektif dalam membelanjakan uang mereka, sehingga konsep frugal living menjadi lebih relevan.