Jakarta, VIVA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengungkapkan, pihaknya menemukan 5,5 juta lebih kasus pornografi anak yang tersebar di media sosial. Temuan ini diakumulasi selama empat tahun terakhir.
Hal itu disampaikan Meutya dalam acara peresmian Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak oleh Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 28 Maret 2025.
"Ditemukan konten kasus pornografi anak di Indonesia, sebanyak 5.500.000 lebih kasus dalam 4 tahun terakhir," kata Meutya dalam sambutannya.
Angka tersebut, kata Meutya, merupakan yang terbesar di dunia. Dia juga menyebutkan, ada sekitar 80.000 anak Indonesia terpapar judi online.
Menkomdigi, Meutya Hafid di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 13 Januari 2025
Photo :
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
"48 persen anak-anak Indonesia mengalami perundungan online serta 80.000 anak Indonesia di bawah usia 10 tahun terpapar judi online," ujarnya.
Buntut temuan tersebut dan arahan Presiden Prabowo, Meutya menyebutkan, pihaknya langsung menggelar konsultasi publik dengan menjaring 287 masukan dan tanggapan dari 24 pemangku kepentingan.
"Dukungan luas dari masyarakat dan para orang tua, termasuk tokoh internasional seperti Prof Jonathan Haidt. Bahkan sejumlah penyedia platform digital memberikan dukungan positif dalam menunjukkan komitmen dalam menciptakan ruang digital Indonesia menjadi ruang digital yang lebih aman dan juga lebih ramah anak," ujarnya.
Alhasil, proses penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaran Sistem Elektronik Dalam Perlindungan Anak atau PP Tunas pun rampung.
Adapun PP tersebut langsung diteken oleh Presiden RI Prabowo Subianto di depan anak-anak dari tingkat SD, SMP hingga SMA.
Halaman Selanjutnya
"Dukungan luas dari masyarakat dan para orang tua, termasuk tokoh internasional seperti Prof Jonathan Haidt. Bahkan sejumlah penyedia platform digital memberikan dukungan positif dalam menunjukkan komitmen dalam menciptakan ruang digital Indonesia menjadi ruang digital yang lebih aman dan juga lebih ramah anak," ujarnya.