Jakarta, VIVA – Penelitian BRIN mengatakan bahwa mikroplastik meningkat lima kali lipat di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara antara tahun 2015 dan 2022. BRIN melakukan Penelitian menggunakan rain gauge (alat penangkap air hujan) selama 12 bulan.
Hasilnya, air hujan di Jakarta kini mengandung partikel mikroplastik.
"Kami melakukan kajian mikroplastik di Muara Angke di titik yang sama itu meningkat lima kali lipat dari tahun 2015 ke 2022. Rata-rata, terdapat 3 hingga 40 partikel mikroplastik per meter persegi per hari yang terbawa oleh air hujan,” kata Profesor Riset BRIN Muhammad Reza Cordova di Balai Kota Jakarta, dikutip Sabtu, 25 Oktober 2025.
Reza menjelaskan, mikroplastik berukuran sangat kecil bahkan bisa mencapai skala mikron hingga nanometer, sehingga mudah tersuspensi di udara dan ikut terhirup manusia.
“Air hujan yang awalnya bersih ternyata bisa menjadi media pembawa mikroplastik. Dalam waktu sangat singkat, partikel-partikel plastik di udara bisa larut dan ikut terbawa air hujan,” kata dia
Ia menilai, peningkatan mikroplastik di udara juga berkaitan dengan pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA), terutama yang masih menggunakan sistem open dumping.
"Semakin terbuka sistemnya, semakin tinggi mikroplastik yang dihasilkan. Dari hasil riset kami, air lindi di TPA bisa meningkatkan kandungan mikro dan mesoplastik 3 sampai 9 kali lipat di badan air,” ujarnya.
Menurut dia, sinar matahari yang mengenai tumpukan sampah plastik di TPA menyebabkan proses degradasi fotokimia, yang memecah plastik menjadi partikel kecil dan mudah terbawa angin ke udara.
Selain dari TPA, rumah tangga juga menjadi sumber signifikan. Saat pakaian sintetis dicuci, serat-serat mikro terlepas dan mengalir ke saluran air. Dalam bentuk debu rumah, partikel itu juga berpotensi terhirup manusia.
Reza menambahkan, mikroplastik bersifat seperti 'sponge bearing', yakni mampu menyerap zat lain di sekitarnya seperti logam berat, polutan kimia, hingga mikroorganisme.
"Mikroplastik bisa menjadi media pembawa polutan lain atau bahkan virus yang kemudian terhirup oleh manusia,” tuturnya.
Sebagai informasi, Rutin membersihkan debu-debu di rumah dapat menjadi satu cara mencegah terpapar mikroplastik di dalam rumah karena partikel tersebut bisa terkandung di dalam debu.
Halaman Selanjutnya
Menurut penelitian, Ketua Sub Kelompok Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Rahmat Aji Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat, mikroplastik banyak terkandung di dalam debu-debu di dalam rumah.

6 hours ago
2









