Sabtu, 22 Februari 2025 - 19:30 WIB
Surabaya, VIVA – Kelompok Umur (KU) 8 menjadi sasaran MilkLife Soccer Challenge (MSC) Surabaya 2025 yang diberi nama Festival SenengSoccer (FSS). Ini merupakan inovasi terbaru yang dilakukan oleh Bakti Olahraga Djarum dan MilkLife sebagai penggagas program MSC.
Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono mengatakan FSS merupakan kegiatan yang berbeda dari kegiatan MSC tahun-tahun sebelumnya. Menurut Teddy FSS menyasar kelompok usia 6-8 tahun untuk memperkuat ekosistem sepakbola putri di level paling dasar.
"Jadi ini adalah cikal bakal adik-adik kita untuk bisa main di level berikutnya," ujar Teddy kepada wartawan di sela-sela kegiatan MSC Surabaya 2025, di Lapangan Bogowonto Surabaya, Sabtu, 22 Februari 2025.
Teddy menjelaskan FSS lebih menekankan teknik dasar dalam sepakbola sejak dini. Seperti bagaimana menendang dan melakukan passing.
Ia mengungkapkan diselenggarakannya FSS untuk KU-8 berdasarkan pengalaman MSC tahun lalu di mana KU-10 lebih sedikit dibandingkan KU-12. Maka dari itu, MSC menyasar KU-8. Meski demikian, Teddy senang karena MSC Surabaya 2025 secara keseluruhan antusiasmenya meningkat.
Menurut Teddy sebanyak 1633 siswi dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) mengikuti MSC Surabaya 2025 yang berlangsung sejak 19-23 Februari. Lebih lanjut Teddy mengatakan meskipun kekuatan otot dan motorik peserta KU-8 tak sekuat KU-10 dan KU-12, Teddy berharap mereka bisa berkembang setelah menjalani tantangan di FSS.
"Kami juga melakukan evaluasi apakah tantangan yang diberikan terlalu sulit atau tidak. Namun kami memastikan para peserta bergembira di lapangan dan merasakan euforia bermain sepak bola,” kata Teddy.
Sementara itu, asisten coach MilkLife Soccer Challenge, Asep Sunarya menambahkan FSS lebih kepada mempersiapkan mereka sebelum bermain di KU-10 dengan mengenalkan dasar-dasar sepakbola. Sehingga ketika bermain di turnamen KU-10 sudah bisa memainkan dasar dalam sepakbola.
"Supaya mereka pas di usia 10 tidak kaget lagi," kata Asep.
Asep menjelaskan dalam FSS ini mereka tidak mengikuti turnamen pertandingan. Mereka hanya melakukan hal-hal dasar dalam sepakbola seperti dribbling, sprint, melempar bola dan menendang bola ke gawang. Namun kecepatan waktu mereka dihitung dalam melakukan berbagai tantangan dasar-dasar sepakbola.
Nabila Haura Sakhi, salah satu peserta FSS dari SDN Keputran VI senang bisa mengikuti FSS. Ia mengaku mempersiapkan fisik secara mandiri di rumahnya sebelum tampil di FSS.
"Lari di rumah kalau pagi," kata Nabila saat ditemui di lokasi FSS.
Nabila mengaku sengaku senang dengan olahraga sepakbola. Ia ingin seperti kakaknya yang juga bertanding di MSC Surabaya 2025.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, asisten coach MilkLife Soccer Challenge, Asep Sunarya menambahkan FSS lebih kepada mempersiapkan mereka sebelum bermain di KU-10 dengan mengenalkan dasar-dasar sepakbola. Sehingga ketika bermain di turnamen KU-10 sudah bisa memainkan dasar dalam sepakbola.