Mitsubishi Juara Ekspor Mobil CKD

• 

• Otomotif

Minggu, 12 Oktober 2025 - 09:06 WIB

Jakarta, VIVA – Ekspor mobil utuh (Completely Built-Up/CBU) Indonesia pada September 2025 tercatat 47.321 unit, turun dibandingkan Agustus yang mencapai 50.778 unit. Penurunan ini mencerminkan koreksi sementara setelah dua bulan berturut-turut mencatat angka di atas 50 ribu unit.

Dilihat VIVA Otomotif di data Gaikindo, Sabtu 11 Oktober 2025, Toyota masih menjadi merek dengan kontribusi terbesar terhadap ekspor nasional. Pada bulan September, produsen asal Jepang ini mengirim 15.765 unit kendaraan ke berbagai pasar luar negeri.

Daihatsu berada di posisi kedua dengan ekspor 12.680 unit, diikuti Mitsubishi Motors sebanyak 7.962 unit. Ketiga merek tersebut konsisten mendominasi kinerja ekspor otomotif nasional sepanjang tahun berjalan.

Sementara itu, Hyundai mencatat ekspor 6.073 unit dan Suzuki sebanyak 3.261 unit. Honda mengirim 1.290 unit, sedangkan Isuzu dan Wuling masing-masing mencatat 114 dan 161 unit.

Secara total, ekspor mobil utuh dari Januari hingga September 2025 telah mencapai 382.374 unit. Toyota masih menjadi pemain utama dengan total ekspor 130.045 unit, disusul Daihatsu 89.418 unit, dan Mitsubishi Motors 75.361 unit.

Dari sisi pangsa pasar, Toyota menguasai 34 persen ekspor nasional, sementara Daihatsu dan Mitsubishi masing-masing memiliki pangsa 23,4 persen dan 19,7 persen. Ketiganya mencerminkan kekuatan industri otomotif Jepang di pasar ekspor Indonesia.

Selain ekspor kendaraan utuh, Indonesia juga mengirim kendaraan dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD) sebanyak 4.386 set pada September 2025. Mitsubishi Motors menjadi penyumbang terbesar dengan 3.280 set, diikuti Hyundai 540 set, dan Suzuki 564 set.

Ekspor komponen otomotif turut mencatat volume besar, mencapai 16,1 juta unit pada bulan yang sama. Jika diakumulasikan, total ekspor komponen dari Januari hingga September 2025 telah menembus 108,15 juta unit.

Kinerja ekspor yang masih solid ini menunjukkan daya saing sektor otomotif Indonesia di tengah dinamika pasar global. Meski terjadi fluktuasi bulanan, tren keseluruhan tetap positif berkat permintaan stabil dari pasar Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin.