Pemerintah Terjebak Pilihan Etanol

3 hours ago 2

Rabu, 29 Oktober 2025 - 18:31 WIB

India, VIVA – Asosiasi Produsen Etanol Gandum India (Grain Ethanol Manufacturers Association/GEMA) mendesak pemerintah untuk segera menaikkan kadar campuran etanol dalam bensin. Saat ini, India baru menerapkan campuran 20 persen (E20), padahal di negara seperti Brasil, kadar etanol sudah mencapai 27 persen dan bahkan bisa digunakan hingga 55 persen pada mobil flex-fuel.

Dilansir VIVA Otomotif dari Cartoq, Rabu 29 Oktober 2025, GEMA menilai, peningkatan campuran etanol bisa dilakukan secara bertahap tanpa harus menunggu perubahan besar pada kendaraan yang sudah ada. Sebagian besar mobil di India mampu menampung kadar etanol sedikit lebih tinggi dari standar saat ini. Namun, tanpa kepastian target baru dari pemerintah, investasi di sektor produksi etanol terancam mandek.

Manfaat Etanol Lebih Tinggi

Peningkatan etanol bukan sekadar angka. Menurut GEMA, penggunaan etanol yang lebih banyak bisa menekan impor minyak mentah, sekaligus membantu petani. Program bahan bakar campuran etanol selama sepuluh tahun terakhir telah menghemat devisa India sekitar ₹1,44 lakh crore setara 2.880 triliun dan memberikan pemasukan lebih dari ₹1,25 lakh crore atau setara Rp 2.500 triliun bagi petani.

Meningkatnya permintaan etanol juga membuka peluang lapangan kerja di pedesaan, terutama bagi petani jagung, padi, dan tebu. Namun, GEMA mengingatkan, lambatnya langkah pemerintah bisa membuat pabrik etanol menganggur dan pendapatan petani terancam menurun.

Kendala terbesar ada pada teknologi kendaraan dan kebijakan pajak. Mobil yang beredar saat ini rata-rata hanya mendukung E20, dan untuk kadar lebih tinggi dibutuhkan penyesuaian komponen mesin agar tahan korosi. SPBU juga harus diperbarui agar aman untuk bahan bakar berethanol tinggi.

GEMA pun meminta pemerintah menyusun National Ethanol Mobility Roadmap, yang mengatur target pencampuran baru, standar kendaraan, dan pembaruan fasilitas SPBU. Selain itu, GEMA bersama Asosiasi Gula dan Bioenergi India mendorong agar pajak barang dan jasa (GST) untuk mobil flex-fuel diturunkan menjadi 5 persen, setara dengan mobil listrik. Tanpa insentif ini, harga mobil tetap tinggi dan adopsi masyarakat bisa lambat.

Pemerintah di Persimpangan

Kini pemerintah India berada di persimpangan. Di satu sisi, etanol lebih tinggi dapat mengurangi polusi, menekan impor minyak, dan mendongkrak pendapatan petani. Di sisi lain, mobil, SPBU, dan pajak masih menjadi tantangan. Pemerintah harus hati-hati agar keputusan tidak menimbulkan masalah teknis, ekonomi, maupun sosial. Kejelasan kebijakan akan menentukan apakah etanol tinggi dan mobil flex-fuel bisa cepat diterima di pasar, atau sektor ini tetap stagnan.

Halaman Selanjutnya

Dengan langkah cepat dan terencana, penggunaan etanol lebih tinggi bisa menjadi solusi ramah lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan industri. Namun untuk saat ini, semua masih menunggu peta jalan dan aturan baru dari Delhi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |