Pengakuan Mahasiswa UIN Walisongo Disatroni Pria Misterius dan TNI saat Diskusi

2 days ago 7

Kamis, 17 April 2025 - 00:02 WIB

Semarang, VIVA – Kegiatan diskusi Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) Semarang bersama Forum Teori dan Praktik Sosial (FTPS)  sempat disatroni oknum TNI dan pria misterius berbadan kekar berpakaian preman. 

Diskusi bertajuk "Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer Bagi Kebebasan Akademik" diigelar samping Auditorium 2 Kampus III UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Senin, 14 April 2025.

Di awal acara diskusi, tiba-tiba datang pria tak dikenal lalu langsung duduk lesehan di dekat para mahasiswa.

Karena merasa asing, maka mahasiswa peserta diskusi meminta pria tersebut untuk memperkenalkan identitasnya. Tapi pria itu malah mengatakan kalau memang tidak boleh ikut diskusi maka ia memilih pulang.

Dimintai Identitas

Anggota TNI AD mendatangi kegiatan diskusi mahasiswa di UIN Walisongo Semarang

Photo :

  • Teguh Joko Sutrisno

"Itu masih sesi perkenalan. Ketika sesinya, orang tak dikenal itu, ia enggan memperkenalkan. Dari situ kami sangat curiga," ujar mahasiswa yang enggan disebut namanya, Rabu, 16 April 2025. 

Peserta diskusi terus mendesak agar pria kekar memakai kaos hitam dan bercelana jins itu menyebutkan namanya. Tapi pria itu hanya menyebut namanya Ukem. "Lalu pergi setelah lima menit gabung dalam forum," ungkapnya.

Tapi 10 menit kemudian, datang seorang sekuriti kampus ke lokasi diskusi. Ia kemudian meminta beberapa mahasiswa yang menjadi penanggung jawab diskusi untuk ke belakang. Ternyata di situ sudah ada anggota TNI masuk.

"Posisinya tepat di belakang lokasi kita diskusi. Sebelumnya kami tidak mengetahuinya karena tertutup oleh pohon," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa para mahasiswa perwakilan KSMW dimintai identitas. Personel TNI tersebut kemudian bertanya tentang tema diskusi yang sedang berlangsung.

"Kami khawatir, saat ini kemerdekaan diskusi di lingkungan kampus terancam," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana membantah anggotanya ada di lokasi untuk melakukan intervensi kegiatan diskusi.

Brigjen Wahyu menjelaskan kehadiran salah satu anggota TNI atas nama Sertu Rokiman, Babinsa Koramil Ngaliyan Kelurahan Tambak Aji, hanya semata-mata dalam rangka menjalankan tugas rutin sebagai aparat kewilayahan.

Kehadiran Sertu Rokiman pun terbatas di area depan kampus dan tidak masuk ke dalam lokasi acara diskusi. Babinsa hadir di sekitar kampus hanya untuk monitoring wilayah, karena sebelumnya beredar pamflet undangan diskusi yang bersifat terbuka untuk umum. Itu bagian dari tugas Babinsa dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah binaannya,” tegas Kadispenad.

Ia menegaskan tidak ada intervensi ataupun upaya dalam bentuk apa pun, untuk menghentikan kegiatan diskusi. Bahkan, Sertu Rokiman sama sekali tidak masuk ke area forum diskusi, melainkan tetap berada di luar kampus.

"Babinsa juga tidak pernah memanggil mahasiswa keluar kampus untuk menemuinya. Ini menunjukkan bahwa tugas yang dilakukannya sudah sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagai aparat teritorial," ujarnya

Terkait dengan keberadaan seseorang yang disebut-sebut sebagai intelijen dalam video yang beredar, TNI AD memastikan bahwa individu tersebut bukanlah anggota TNI.

“Kami tegaskan, orang dalam video tersebut bukan anggota kami. Kehadiran Babinsa pun hanya satu orang, dan itu pun berada di luar forum diskusi,” tambahnya.

Wahyu juga mengatakan bahwa TNI menghormati sepenuhnya kebebasan akademik di lingkungan perguruan tinggi dan tidak memiliki kepentingan untuk mencampuri urusan internal kampus.

"TNI juga berkomitmen menjaga sinergi dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk civitas akademika, demi menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif," tegasnya lagi.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya

"Posisinya tepat di belakang lokasi kita diskusi. Sebelumnya kami tidak mengetahuinya karena tertutup oleh pohon," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |