Gaza, VIVA – Jurnalis terkemuka Saleh Al Jafarawi meninggal dunia usai dibunuh oleh anggota ’milisi bersenjata’ pada Minggu 12 Oktober 2025. Saleh tewas saat meliput bentrokan di lingkungan Sabra di kota Gaza. Dalam video yang dipublikasikan oleh para reporter dan aktivis, jasad Saleh terlihat terbujur dengan menggunakan jaket anti peluru bertuliskan pers.
Al Jazeera melaporkan bahwa beberapa warga Palestina yang mengungsi juga tewas dalam bentrokan tersebut. Kelompok bersenjata tersebut berusaha memanfaatkan kekosongan keamanan di kota tersebut setelah pengumuman bersejarah pada hari Jumat bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui kesepakatan untuk "mengakhiri perang" dan bertukar tahanan.
Sebelum tewas pada Minggu kemarin, jurnalis asal Qatar ini sempat membuat video di jalur Gaza. Dalam video yang diunggahnya itu dirinya sempat menyoroti seorang gadis kecil yang memintanya untuk memotretnya.
”Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dari wilayah tengah-utara Jalur Gaza, dan dengan tercapainya gencatan senjata serta berakhirnya perang — perang pemusnahan dan kebiadaban — ada seorang gadis kecil yang memintaku untuk memotretnya,” kata dia dikutip dari akun Instagram Islamify, Senin 13 Oktober 2025.
Dalam video tersebut, Saleh juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah bersama dengan rakyat Palestina menyuarakan kemerdekaan selama dua tahun terakhir ini.
”Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami tujukan kepada semua orang yang telah berdiri bersama perjuangan rakyat Palestina sepanjang tahun lalu — terutama selama dua tahun masa perang. Banyak orang di seluruh dunia yang telah mendukung Palestina dengan sepenuh hati mereka memboikot, memberikan dukungan, turun ke jalan dalam aksi protes dan duduk damai. Dari jantung Kota Gaza, kami mengirimkan kata-kata terima kasih dan penghargaan yang tulus — kalian semua berperan penting dalam membantu mengakhiri perang ini,” kata dia.
Saleh Al Jafarawi juga merinci sejumlah perjuangan dari masyarakat dunia dalam menyuarakan kemerdekaan Gaza selama dua tahun terakhir ini. Mulai dari armada kapal kemanusiaan Freedom Flotilla hingga tim sepak bola yang membantu menyampaikan pesan kemerdekaan dalam setiap pertandingan.
”Ketika kami mengatakan bahwa setiap orang bisa meninggalkan jejak kebaikan untuk Gaza, kalian benar-benar telah melakukannya. Dari tim sepak bola yang membantu menyampaikan pesan kemerdekaan, armada kapal kemanusiaan “Freedom Flotilla” yang menunjukkan keteguhan, hingga para penyanyi dan aktor di seluruh dunia yang menggunakan suara mereka untuk Palestina — terima kasih kepada semua yang telah mendukung perjuangan ini dengan cara apa pun,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Meski Israel telah melakukan gencatan senjata, namun Saleh tetap mengingatkan masyarakat dunia bahwa Gaza masih membutuhkan dukungan internasional. Dia menyebut meski saat ini sudah ada gencatan senjata namun kemungkina akan terjadinya tragedi kemanusiaan lainnya masih bisa terjadi.