Jakarta, VIVA – Polisi membongkar peran para pelaku kasus penculikan sadis yang merenggut nyawa Kepala Cabang Pembantu salah satu bank BUMN di Cempaka Putih, bernama Mohamad Ilham Pradipta (37).
Mereka bekerja layaknya sindikat mafia dengan pembagian tugas yang rapi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Wira Satya Triputra, menyebut 15 orang tersangka telah ditangkap dan ditahan, sementara satu pelaku lain masih buron.
“Sebanyak 15 orang tersangka di mana dari 15 tersangka tersebut kami membagikan menjadi 4 kategori klaster," kata Wira, Selasa, 16 September 2025.
Video Detik-Detik Kacab Bank BUMN, MIP Diculik
Dirinya merinci, empat orang menjadi dalang di balik rencana gelap ini atau disebut klaster aktor intelektual. C alias Ken (41) sang penggagas ide pemindahan dana dari rekening dormant. Lalu Dwi Hartono (40) pengusaha bimbel online, penyandang dana Rp60 juta sekaligus perekrut tim.
AAM (38) ikut merancang teknis penculikan dan pembuntutan. Kemudian YJP (40) koordinator lapangan, sekaligus terjun sebagai eksekutor. Untuk klaster penculikan ada lima orang. Mereka adalah EW alias Eras (27), REH (23), JRS (35), AT (29), dan EWB (43).
Selanjutnya klaster eksekutor terdiri dari tiga orang jadi tangan besi dalam aksi sadis ini. Ada YJP (40), MU (44), dan DSD (44). Mereka yang menghajar korban habis-habisan di dalam mobil hingga tak berdaya.
Klaster pembuntutan diisi empat orang yang bertugas membayangi korban dari jauh. Keempatnya yakni AW (38), EWH (20), RS (40), dan AS (25). Sementara satu orang lagi berinisial EG masih buron.
Tak kalah mengejutkan, dua prajurit Kopassus juga terseret. Mereka adalah Serka N dan Kopda FH. Serka N berperan sebagai eksekutor penganiayaan, sedangkan Kopda FH menjadi perantara dalam mencari tim penculik. Keduanya kini ditahan Pomdam Jaya.
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 328 KUHP tentang Penculikan dan/atau Pasal 333 KUHP tentang Perampasan Kemerdekaan, dengan ancaman hukuman hingga 12 tahun penjara.
Halaman Selanjutnya
Klaster pembuntutan diisi empat orang yang bertugas membayangi korban dari jauh. Keempatnya yakni AW (38), EWH (20), RS (40), dan AS (25). Sementara satu orang lagi berinisial EG masih buron.