Tragis, Siswi MTs di Cipayung Gantung Diri di Rumah, Sekolah Buka Suara Soal Isu Bullying

2 hours ago 3

Selasa, 16 September 2025 - 21:05 WIB

Jakarta, VIVA – Warga Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur digemparkan dengan kabar duka. Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) berusia 13 tahun ditemukan tewas usai gantung diri di rumahnya.

Dugaan sementara, korban nekat mengakhiri hidup lantaran tidak tahan dibully. Peristiwa ini sontak viral setelah diunggah akun Instagram @info_cipayung. Dalam unggahan itu disebutkan korban ditemukan meninggal dunia pada Senin sore, 15 September 2025, sekitar pukul 17.30 WIB.

"Warga Cilangkap digegerkan dengan penemuan mayat seorang perempuan berumur 13 tahun dalam kondisi gantung diri," tulis akun tersebut dikutip Selasa, 16 September 2025.

Sementara itu, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Cipayung, Iptu Edy Handoko membenarkan insiden tersebut. Saat tiba di lokasi, jasad korban sudah diturunkan oleh kakeknya bersama warga sekitar.

“Betul, ada anak yang gantung diri. Informasi awal dari Binmas, lalu kami cek ke lokasi. Saat kami datang, jasad korban sudah diturunkan kakeknya,” kata Edy.

Berdasarkan keterangan keluarga, saat kejadian orang tua korban sedang tidak berada di rumah. Korban hanya ditemani sang kakek. Sebelumnya, korban tidak masuk sekolah dengan alasan sakit.

“Korban sakit ulu hati, sempat dibawa berobat ke klinik. Setelah itu naik ke kamar untuk istirahat. Saat kakeknya coba membangunkan, korban sudah dalam kondisi tergantung,” ujar Edy.

Soal dugaan bullying yang diduga jadi pemicu, polisi masih melakukan pendalaman. Edy menegaskan, pihaknya akan memeriksa saksi-saksi untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

“Yang namanya bully itu kan harus terbukti. Nanti kita dalami siapa saksinya, siapa yang menulis, dan bagaimana faktanya,” ujar Edy.

Terpisah, pihak MTsN 22 Jakarta lokasi korban menuntut ilmu membantah kabar siswinya meninggal gantung diri lantaran jadi korban bullying di sekolah. Hal itu berdasar keterangan dari teman dekat korban di sekolah.

Humas MTsN 22 Jakarta, Ajen Jaenudin menyebut di sekolah korban dekat dengan dua orang teman sekelasnya yang berinisial R dan K. Dari keterangan keduanya, korban tak pernah mengalami perundungan di kelas.

"Tidak ada sama sekali pembullyan, tidak ada sama sekali," kata Ajen.

Wali Kelas dari korban, lanjut Ajen, juga mengatakan orban yang duduk di bangku kelas 7 dikenal baik dan aktif. Tidak ada catatan masalah di sekolah. 

"Anaknya baik, aktif kemudian senang membantu temennya. Jadi betul-betul di Bu Retno (Wali Kelas korban) pun gak ada catatan masalah," ujarnya.

https://www.instagram.com/p/DOoQc2BE74r/?igsh=Zm8xNzJ3eGh2eG1p

Halaman Selanjutnya

“Yang namanya bully itu kan harus terbukti. Nanti kita dalami siapa saksinya, siapa yang menulis, dan bagaimana faktanya,” ujar Edy.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |