Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyambut baik Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi sektor perumahan dengan skema subsidi bunga 5 persen ditanggung pemerintah, dari total bunga yang diberikan oleh perbankan yang biasanya berkisar antara 11-12 persen.
Anindya menegaskan, tingginya biaya modal dapat menjadi penghambat serius bagi aktivitas ekonomi, khususnya di sektor perumahan tersebut.
Karena ketika bunga kredit terlalu mahal, maka otomatis pengembang akan enggan membangun perumahan, kontraktor kesulitan membiayai proyek, dan pelaku usaha bahan bangunan tidak bisa meningkatkan suplai.
"Karena itu, Kadin menyambut baik skema subsidi bunga sebesar 5 persen dari 11-12 persen yang berlaku di pasar," kata Anindya di acara Pertemuan & Simposium; Gotong Royong Perumahan 'Warisan Bangsa', di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Selasa, 16 September 2025.
Anindya Bakrie
Photo :
- [Mohammad Yudha Prasetya]
"Inilah yang disebut dengan skema kredit usaha rakyat, KUR untuk sektor perumahan atau kredit program perumahan," ujarnya.
Dengan anggaran yang mencapai Rp 130 triliun di tahun 2025 ini, Anindya meyakini bahwa program KUR Perumahan nantinya juga akan mampu menyerap hingga 4-5 juta tenaga kerja di bidang konstruksi dan sektor terkait lainnya.
Optimisme yang sama juga diutarakan Anindya atas dukungan KUR Perumahan tersebut, yang tentunya juga akan berdampak positif dari efek turunannya bagi sejumlah sektor industri pendukung.
Misalnya seperti industri semen, baja, keramik, furniture, logistik, dan lain sebagainya, sehingga total lapangan pekerjaan yang tercipta bisa mencapai 9 juta lapangan kerja.
"Ini adalah angin sangat segar untuk perekonomian Indonesia, yang saat ini perlu suntikan bantuan khususnya untuk penciptaan lapangan kerjaan," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Optimisme yang sama juga diutarakan Anindya atas dukungan KUR Perumahan tersebut, yang tentunya juga akan berdampak positif dari efek turunannya bagi sejumlah sektor industri pendukung.