Jakarta, VIVA – Subholding Gas Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk alias PGN, menegaskan komitmen untuk menggeber upaya-upaya pengembangan komunitas, seperti misalnya melalui program Kampung Pangan Bersinar (Berwawasan Lingkungan, Higienis dan Tenar) yang digelar di Kabupaten Jombang.
Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PGN, Rachmat Hutama mengatakan, program yang menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemda Kabupaten Jombang itu, dilakukan untuk mendorong Kabupaten Jombang sebagai pusat industri tahu yang ramah lingkungan sekaligus membantu meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Inisatif Kampung Pangan Bersinar awalnya bermula dari persoalan limbah pabrik tahu di Kabupaten Jombang, yang telah menjadi isu lingkungan serius selama bertahun-tahun. Terdapat 88 industri tahu yang belum memiliki sistem pengelolaan limbah, sehingga berdampak negatif pada kualitas air sungai, lahan pertanian dan kesehatan masyarakat sekitar.
"Karenanya, PGN berkolaborasi dengan KLH dan Pemda Jombang untuk merumuskan solusi yang terpadu, demi mengatasi isu lingkungan yang ada," kata Rachmat dalam keterangannya, Selasa, 16 September 2025.
PGN Pertahankan Peringkat Outlook Stabil dari Fitch Ratings
Usaha berbasis tahu merupakan produk unggulan masyarakat Jombang. Karenanya, Rachmat berharap dengan dukungan penguatan pada sisi lingkungan, sosial, maupun ekonomi, diharapkan langkah ini dapat menjadi nilai tambah bagi kualitas tahu khas daerah tersebut.
Kegiatan program Kampung Pangan Bersinar akan dilakukan di berbagai titik. Pada aspek lingkungan bertajuk “Tangguh Jombang”, akan dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal untuk mengolah air limbah tahu dan dapat menampung kurang lebih dari 88 usaha tahu rumahan.
Dari 88 pabrik tahu yang beroperasi di Kecamatan Jogoroto, setiap harinya membutuhkan pasokan kedelai mencapai 84 ton per hari. Dari proses produksi tersebut, dihasilkan limbah cair dengan volume sekitar 1.260 m³ atau setara 1.260.000 liter per hari, dengan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) mencapai 4.200 kilogram per hari.
Melalui pengolahan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, kadar BOD berhasil ditekan secara signifikan menjadi hanya 960 kilogram per hari. Sehingga kualitas limbah yang dihasilkan lebih ramah lingkungan, dan sesuai dengan standar pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Bupati Jombang, Warsubi menambahkan, pabrik tahu di Jogoroto Jombang yang menyerap ribuan tenaga kerja dengan penghasilan di atas UMR, telah membawa tantangan besar dalam pengelolaan limbah produksi tahu yang mencemari sungai.
"Kami sangat berterimakasih atas kerjasama pembangunan IPAL Komunal antara KLH dan DLH Jombang dengan dukungan penuh dari Pertamina Grup melalui PGN," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Dari 88 pabrik tahu yang beroperasi di Kecamatan Jogoroto, setiap harinya membutuhkan pasokan kedelai mencapai 84 ton per hari. Dari proses produksi tersebut, dihasilkan limbah cair dengan volume sekitar 1.260 m³ atau setara 1.260.000 liter per hari, dengan kandungan Biological Oxygen Demand (BOD) mencapai 4.200 kilogram per hari.