Batu, VIVA – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur (DKP Jatim) mengadakan Rapat Kerja dalam rangka Forum Perangkat Daerah (Raker FPD) untuk menyusun perencanaan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan Jawa Timur.
Raker FPD berlangsung di Aula Instalasi Perikanan Budidaya Punten, Sidomulya, Kota Batu, Kamis, 10 April 2025.
Sebanyak 137.142 peserta hadir di acara tersebut, termasuk Kepala DKP Jatim Dr. Ir. Muhammad Isa Ansori, A.T.D.,M.T, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur Hj. Anik Maslachah, S.Pd, M.Si, perwakilan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Jawa Timur, perwakilan Dinas yang membidangi perikanan Kabupaten/Kota se-Jatim, akademisi hingga kelompok masyarakat.
Saat memberikan arahannya, Isa Anshori menyampaikan sejumlah potensi di sektor kelautan dan perikanan Jawa Timur. Berikut tantangan yang sedang dihadapi saat ini maupun di masa mendatang.
Isa mengatakan, Jawa Timur menyimpan sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat melimpah karena memiliki garis pantai sepanjang 3,5 ribu kilometer serta laut seluas 5,2 juta hektare.
Ia merinci, total produksi garam Jawa Timur saat ini tercatat sebesar lebih dari sejuta ton. Lalu produksi perikanan tangkap sebanyak 622 ribu ton dan produksi ikan budi daya sebanyak 1,4 juta ton per tahun.
"Bahkan total produksi perikanan tangkap di Jawa Timur tertinggi secara nasional berturut-turut selama lima tahun terakhir," ujar Isa Anshori.
Capaian itu, kata dia, berkat kerja keras pemerintah bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk para nelayan serta masyarakat. Apalagi, menurutnya, hal ini didukung infrastruktur yang sangat memadai seperti Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Probolinggo.
"Kadang para nelayan dari wilayah Indonesia Tengah, seperti Sulawesi, itu justru bersandarnya ke Pelabuhan Mayangan Probolinggo. Karena infrastrukturnya sangat menunjang. Mayangan menjadi pelabuhan perikanan terbaik di Indonesia," lanjutnya.
Di antara beragam potensi yang ada, Isa menyebut bukan berarti sektor perikanan dan kelautan tidak menghadapi tantangan.
Ia mengatakan, perubahan iklim akhir-akhir ini hingga kerusakan terumbu karang menjadi salah satu tantangan terbesar dalam meningkatkan produktivitas kelautan dan perikanan.
"Akibat rusaknya terumbu karang, ikan pada jarak 5 mil ke bawah itu sudah enggak ada," singkat Isa.
Untuk itu, dia menegaskan, pihaknya masif menggalakkan program Under Water Restocking (UWR), yaitu kegiatan penebaran benih ikan ke dasar perairan sebagai bentuk upaya pemulihan sumberdaya ikan agar tetap terjaga.
Meski begitu, Isa meyakini sektor perikanan dan kelautan Jawa Timur menjadi lebih unggul di tahun 2025/2026. Oleh sebab itu, dirinya berharap peserta Raker FPD memberikan masukan dan inovasinya demi kemajuan bersama.
"Meski kita terkendala efisiensi, saya minta kinerja kita jangan sampai turun. Terus berinovasi dan bersinergi," tutupnya.
Halaman Selanjutnya
"Kadang para nelayan dari wilayah Indonesia Tengah, seperti Sulawesi, itu justru bersandarnya ke Pelabuhan Mayangan Probolinggo. Karena infrastrukturnya sangat menunjang. Mayangan menjadi pelabuhan perikanan terbaik di Indonesia," lanjutnya.