Ratusan Warga Bantaran Sungai Jeneberang Makassar Mengungsi

3 hours ago 1

Rabu, 12 Februari 2025 - 16:45 WIB

Makassar, VIVA – Ratusan warga yang tinggal di bantaran Sungai Jeneberang, Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terpaksa mengungsi setelah pintu Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa dibuka pada Selasa (10/2/2025) sore.  

Banjir akibat meluapnya Sungai Jeneberang mulai merendam permukiman warga sekitar pukul 16.30 WITA. Panik dengan kondisi yang semakin memburuk, warga segera mencari perlindungan di Masjid Al Ikhlas, Jalan Malengkeri 3, sambil membawa pakaian dan barang berharga mereka.  

Ketua RT setempat, Erlinawati, mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi terus bertambah seiring dengan naiknya debit air. Hingga pukul 23.00 WITA, tercatat sebanyak 73 kepala keluarga (KK) atau 263 jiwa telah mengungsi di masjid.  

“Sebagian besar pengungsi adalah lansia, balita, anak-anak, dan ibu-ibu. Mereka semua berasal dari satu RT di bantaran Sungai Jeneberang,” ujarnya.  

Erlinawati juga menyoroti kebutuhan mendesak para pengungsi, terutama makanan.  

“Mereka belum makan sejak mengungsi pukul 18.00 WITA. Awalnya berharap bisa kembali ke rumah untuk memasak, tetapi air justru semakin tinggi,” jelasnya.  

Salah satu pengungsi, Sugiati, mengungkapkan bahwa rumahnya terendam banjir dengan ketinggian mencapai dua meter. Ia bersama warga lain terpaksa mengungsi setelah mendapat kabar bahwa pintu Bendungan Bili-Bili dibuka.  

“Saya sudah lima tahun tinggal di sini, tapi baru kali ini banjir separah ini. Saat saya tinggalkan rumah, air sudah setinggi lutut, padahal rumah saya rumah panggung,” katanya.  

Ia juga mengeluhkan minimnya bantuan makanan bagi para pengungsi.  

“Tadi ada sedikit bantuan makanan, tapi tidak cukup untuk semua. Kami ingin memasak, tetapi tidak ada kompor,” tambahnya.  

Untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal, pihak kepolisian bersama Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran dan evakuasi di permukiman terdampak.  

Kapolsek Tamalate, Kompol Syarifuddin, menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama.  

“Kami terus menyisir kawasan banjir untuk memastikan tidak ada warga yang bertahan di rumahnya. Selain itu, kami juga mengimbau melalui pengeras suara masjid agar masyarakat segera mengungsi,” jelasnya.  

Pemerintah setempat melalui Dinas Kesehatan juga telah mendirikan posko layanan kesehatan di lokasi pengungsian.  

“Posko ini disediakan untuk memberikan layanan medis, terutama bagi anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit selama di pengungsian,” tambahnya.  (Idris Tajannang/tvOne/Makassar)

Halaman Selanjutnya

Ia juga mengeluhkan minimnya bantuan makanan bagi para pengungsi.  

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |