Resmi Jadi Presiden Korsel, Lee Jae-myung Janji Buka Komunikasi dengan Korut

1 day ago 2

Rabu, 4 Juni 2025 - 13:27 WIB

Seoul, VIVA – Lee Jae Myung resmi menjabat sebagai Presiden Korea Selatan, pada Rabu, 4 Juni 2025. Dalam pidato pelantikannya di Majelis Nasional, Lee menegaskan komitmennya untuk menyatukan bangsa yang terbelah akibat darurat militer kontroversial tahun lalu, merevitalisasi ekonomi dan merumuskan pendekatan diplomasi yang berorientasi pada kepentingan nasional.

Selain itu, isu keamanan regional juga menjadi sorotan utama. Lee berjanji akan memperbaiki hubungan dengan Korea Utara, yang sebelumnya semakin memanas.

Pemimpin oposisi Korea Selatan (Korsel), Lee Jae-myung, (tengah).

Dilantik tanpa masa transisi, Lee langsung memulai masa jabatan lima tahun usai memenangi pemilihan presiden yang digelar lebih awal pada 3 Juni kemarin.

Pemilu tersebut dipercepat setelah pemakzulan Presiden sebelumnya, Yoon Suk Yeol.

Dalam pidatonya, Lee menekankan bahwa ia akan menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Korea Selatan, tanpa memandang latar belakang politik.

"Tidak peduli siapa yang anda dukung dalam pemilu ini, saya akan melayani sebagai presiden untuk semua orang, untuk merangkul dan melayani setiap warga negara," kata Lee, seperti dilansir dari Yonhap.

Lebih lanjut, ia mengkritik warisan kepemimpinan sebelumnya yang dianggap memperparah polarisasi politik dan kemerosotan ekonomi.

"Sudah saatnya memulihkan keamanan dan perdamaian, yang telah direduksi menjadi alat pertikaian politik; membangun kembali mata pencaharian dan ekonomi yang dirusak oleh ketidakpedulian, ketidakmampuan dan sikap tidak bertanggung jawab; dan menghidupkan kembali demokrasi yang dirusak oleh kendaraan lapis baja dan senapan otomatis," tegasnya.

Dengan gaya kepemimpinan yang berjanji lebih inklusif dan membumi, Lee menyampaikan niatnya untuk meninggalkan pendekatan otoriter.

"Saya akan membentuk pemerintahan yang mendukung dan mendorong, bukan yang mengendalikan dan mengatur," cetusnya.

Isu keamanan regional juga menjadi sorotan utama. Di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, Lee menyerukan keseimbangan antara kekuatan militer dan upaya diplomatik.

"Kami akan membuka saluran komunikasi dan mengupayakan dialog dan kerja sama dengan Korea Utara untuk membangun perdamaian abadi di Semenanjung Korea," ujarnya.

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung

Ia menutup pidatonya dengan pesan damai yang tajam, menyiratkan bahwa stabilitas sejati tak selalu datang dari kekuatan senjata.

"Lebih baik menang tanpa berperang, daripada menang dalam peperangan, dan perdamaian tanpa perlu berperang adalah keamanan terbaik," tutup Lee.

Halaman Selanjutnya

Lebih lanjut, ia mengkritik warisan kepemimpinan sebelumnya yang dianggap memperparah polarisasi politik dan kemerosotan ekonomi.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |