Jakarta, VIVA – Pengamat Pasar Uang, Ibrahim menjelaskan, para pelaku pasar keuangan khawatir akan banjir impor produk elektronik dari negara-negara yang terkena tarif Trump seperti China, Vietnam, Thailand ke pasar Indonesia.
Hal tersebut ditegaskan dapat memberikan tekanan tersendiri kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Negara-negara produsen dan kompetitor Indonesia itu akan mencari pasar besar yang mudah diakses, setelah Trump menerapkan tarif tinggi per 1 Agustus 2025. Oleh karena itu, pemerintah harus siap," ujar Ibrahim di Jakarta, Senin, 14 Juli 2025.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), barang elektronik dan produk alat rumah tangga elektrik masuk dalam HS 85 yang banyak menyasar pasar AS. Pada Januari-Mei 2025, ekspor produk dari HS tersebut mencapai US$2,22 miliar atau berkontribusi 18,34 persen terhadap total ekspor Indonesia ke AS.
Uang dolar AS dan rupiah.
Photo :
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.
Sedangkan, khusus untuk produk alat listrik rumah tangga, ekspor ke AS masih terbilang minim dibandingkan produk lainnya dalam kelompok HS tersebut. Untuk menghadapi masifnya pengalihan pasar dari berbagai negara, Indonesia harus bersiap dengan memperkuat Non Tariff Measure (NTM).
Beberapa di antaranya yakni dimana para pengusaha elektronik mendorong akselerasi revisi Permendag 21/2025, yang merupakan pemecahan Permendag 8/2024 menjadi per-sektor.
Mereka juga mendesak pemerintah untuk menghapus sistem post border dan memperketat kontrol border, menerapkan pelabuhan entry point di Indonesia Timur, serta memastikan pemerintah pusat dan daerah membeli produk-produk TKDN sesuai arahan pemerintah.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diproyeksi masih akan dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.221 per Jumat, 11 Juli 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 1 poin dari kurs sebelumnya, yang berada di level Rp 16.220 pada perdagangan Kamis, 10 Juli 2025
Sementara itu, perdagangan di pasar spot pada Senin, 14 Juli 2025 hingga pukul 09.10 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.222 per dolar AS. Posisi itu melemah 4 poin atau 0,02 persen, dari posisi sebelumnya di level Rp 16.218 per dolar AS.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.210 - Rp 16.250," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Mereka juga mendesak pemerintah untuk menghapus sistem post border dan memperketat kontrol border, menerapkan pelabuhan entry point di Indonesia Timur, serta memastikan pemerintah pusat dan daerah membeli produk-produk TKDN sesuai arahan pemerintah.