Jakarta, VIVA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang dibentuk oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan resmi dibubarkan.
Pembubaran Satgas Karhutla didasarkan karena telah terjadi penurunan luasan hutan lahan terbakar tahun ini, dan memperlihatkan bahwa karhutla sudah dapat dikendalikan.
"Desk kebakaran hutan dan lahan yang dibentuk oleh Kementerian Koordinator Politik Keamanan sudah dibubarkan dua minggu yang lalu, dan dikembalikan ke fungsi kementerian dan lembaga masing-masing," kata Suharyanto dalam Ekspose Pengendalian Karhutla Tahun 2025 di Kantor Kemenhut, Jakarta, pada Senin, 13 Oktober 2025.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni
Menurut Suharyanto, Satgas Karhutla dibentuk karena situasi kebakaran hutan masif dan mengganggu masyarakat, bahkan asapnya sampai ke negara tetangga. Penanganan Karhutla dapat terkendali berkat koordinasi antara kementerian dan lembaga dalam satgas yang dibentuk oleh Kemenko Polkam – yang baru dibubarkan dua pekan lalu.
"Dari BNPB pengerahan sumber daya tahun ini relatif lebih sedikit. Kami mengerahkan heli patroli tahun ini hanya 12 , kemudian heli water bombing hanya 18. Dibandingkan tahun 2024-2023 itu di atas 40 heli water bombing dan heli patroli," ujar Suharyanto.
Di tempat yang sama, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan operasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini dinyatakan telah usai, meski pemerintah tetap siaga untuk menanggulangi kebakaran pada sejumlah titik.
"Meski ada dua provinsi yang ketika gubernurnya membuat surat keputusan memutuskan bahwa siaga karhutla baru berakhir pada bulan November, namun secara umum, sekali lagi, operasi pengendalian karhutla secara resmi dapat kita katakan selesai," kata Menhut Raja Juli Antoni
Dua provinsi yang menyatakan kondisi siaga karhutla sampai dengan akhir November adalah Riau dan Sumatera Selatan. Terkait hal itu pihaknya akan melakukan diskusi lebih lanjut mengenai penanggulangan lebih lanjut.
Menhut Raja Juli memastikan meski operasi penanggulangan karhutla dinyatakan sudah usai, pemerintah tetap bersiaga di sejumlah lokasi, Terutama lokasi selain yang menjadi wilayah prioritas yaitu Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Halaman Selanjutnya
Sejauh ini Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat karhutla pada 2025 terjadi di lahan seluas 213.984 hektare, turun dibandingkan 376.805 hektare pada tahun 2024. Jumlah itu juga turun signifikan dibandingkan puncak luasan karhutla pada 2015 yang tercatat 2.611.411 hektare dan pada 2019 dengan luasan 1.649.258 hektare.