Serapan Bulog Melonjak Signifikan, Rektor IPB: Prestasi Luar Biasa yang Perlu Dipertahankan

1 day ago 6

Selasa, 1 April 2025 - 08:58 WIB

Jakarta, VIVA - Serapan gabah yang dilaksanakan Perum Bulog selama panen raya tahun ini mengalami lonjakan kenaikan yaitu mencapai 2000 persen lebih. Angka kenaikan itu bila dibandingkan dengan 2015 lalu yang hanya sebesar 30.964 ton.

Kenaikan serapan gabah itu terjadi setelah pemerintah menetapkan harga pokok penjualan atau HPP gabah kering panen sebesar Rp6.500 perkilogram dari yang sebelumnya Rp5.500 perkilogram. 

Terkait itu, Rektor IPB University, Arif Satria mengapresiasi capaian kenaikan serapan gabah. Dia menyebut prestasi itu sebagai kado istimewa lebaran bagi seluruh komponen bangsa.

“Ini kado istimewa lebaran dan juga prestasi yang luar biasa yang perlu terus dipertahankan,” kata Arif, dikutip pada Selasa, 1 April 2025.

Menurut Arif, kolaborasi Kementan dan Bulog sejauh ini mampu membuahkan hasil terhadap kenaikan produksi. Selain itu, juga serapan gabah petani hingga menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

“Saya mengapresiasi kerjasama Bulog dan Kementan dalam meningkatkan capaian serapan yang sangat tinggi ini, yaitu 725 ribu ton,” jelas Arif.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Arif Satria

Meski demikian, Arif menuturkan pemerintah dan juga petani harus menjaga kualitas gabah agar tetap tinggi. Dengan demikian, antara kualitas dan kuantitas sama-sama bisa dipertahankan untuk menjaga beras nasional.

“Langkah berikutnya yang harus ditempuh adalah bagaimana meningkatkan kualitas gabah petani sehingga kualitas beras bulog juga semakin tinggi. Jadi, kuantitas dan kualitas sama-sama kita tingkatkan,” katanya.

Untuk diketahui, serapan gabah pada 28 Maret 2025 tercatat mencapai 725.513 ton setara beras. Angka itu meningkat 2.243,09 persen bila dibandingkan tahun 2015 yang hanya 30.964 ton. 

Serapan gabah untuk tahun ini juga jauh meningkat sebesar 1.970,53 persen bila dibandingkan serapan tahun lalu yang hanya 35.040 ton. Sementara, rata-rata serapan 2015 sampai 2024 mencapai 152.082 ton.

Capaian ini sejalan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan lonjakan produksi beras nasional pada periode Januari-Maret 2025 sebesar 52,32% dibandingkan periode yang sama tahun 2024, mencapai 8,67 juta ton, dengan potensi luas panen padi mencapai 2,83 juta hektar.

Bahkan Produksi beras di periode Januari-April 2025 diperkirakan akan mencapai angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Produksi padi pada periode tersebut diprediksi menembus 13,95 juta ton. 

Angka itu diharapkan bisa meningkat 25,99% atau naik 2,88 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan serap gabah petani tidak bisa dilepaskan dari kebijakan HPP gabah yang saat ini mencapai Rp6.500 perkilogram. Penetapan HPP ini juga disertai denagn penghapusan rafaksi sehingga gabah wajib dibeli dalam kondisi apapun.

Halaman Selanjutnya

Untuk diketahui, serapan gabah pada 28 Maret 2025 tercatat mencapai 725.513 ton setara beras. Angka itu meningkat 2.243,09 persen bila dibandingkan tahun 2015 yang hanya 30.964 ton. 

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |