Telur Makan Bergizi Gratis di Lombok Diduga Berulat

6 hours ago 2

Sabtu, 15 Maret 2025 - 18:30 WIB

Lombok, VIVA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 1 Gontoran, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat diwarnai temuan telur yang sudah berulat. Kejadian terjadi pada Senin, 10 Maret 2025 sekitar pukul 10.00 Wita.

Saat itu siswa dibagikan pengganti makanan karena bulan puasa. Pengganti makanan berupa roti, telur, kurma dan minuman sereal instan energen. Namun kondisi telur yang dibagikan justru diduga berulat. Terdapat ulat yang masih hidup pada telur tersebut.

Kapolsek Lingsar, Iptu Ida Bagus Suwendra melalui sambungan telepon membenarkan. Berdasarkan laporan Bhabinkamtibmas setempat ada temuan kejadian saat pembagian MBG di SDN 1 Gontoran.

“Saya baru dapat info kejadiannya sudah sekitar seminggu yang lalu,” ujarnya.

Dia mengatakan peristiwa tersebut sudah diselesaikan pihak sekolah dan penyedia MBG.

Sebagai informasi, penyalur MBG di SDN 1 Gontoran yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Grimax Indah Narmada dengan nama Yayasan Al-Faham Sakkaki Umar.

Grimax Indah Narmada menyalurkan MBG di SMPN 4 Narmada dengan jumlah 335 siswa, SMPN 1 Narmada dengan jumlah  1199, SMAN 2 Narmada sebanyak 379, SDN 1 Dasan Tereng sebanyak 348, SDN 1 Gerimak Indah sebanyak 251, SMPN 1 Lingsar sebanyak 344, SDN 2 Dasan Tereng  sebanyak 243, SDN 3 Gerimak Indah sebanyak 148 dan SDN 1 Gontoran sebanyak 196. Secara total berjumlah 3.436 siswa.

Office SPPG Grimax Indah Narmada, Vivit Dwi Yuni Purwanti mengatakan sudah datang ke sekolah pasca kejadian tersebut untuk memastikan telur tersebut benar-benar berulat.

“Untuk kejadian yang telur ini saya sudah komunikasi ke sekolah, kita datang bertiga,” ujarnya ditemui di Dapur MBG Grimax Indah Narmada, Sabtu, 15 Maret 2024.

Dia mengatakan telur tersebut fresh dan meragukan bahwa ulat bersumber dari dalam telur.

“Telur itu fresh, jadi direbus. Misalnya datang hari ini, besok pagi direbus untuk hari Senin karena itu kejadian hari Senin, kita rebus jam 3 subuh,” katanya.

“Jadi ibu-ibu bekerja pagi. Bukan langsung direbus 2 atau 3 hari, jika telur itu rusak, otomatis ulat akan mati ketika direbus,” jelasnya.

Dia mengatakan ada beberapa kemungkinan sumber ulat tersebut bukan berasal dari telur.

Pertama, dia menduga bersumber dari paper bag yang dibawa siswa, karena jenis paper bag bukan sekali pakai.

“Kami meyakini telur fresh tapi kesimpulan yang saya dapat itu, kemungkinan ada di paper bag, karena paper bag tidak sekali pakai. Kebetulan kami konfirmasi kepala sekolah, keponakannya dapat dan dia makan enak kok telurnya,” ujarnya.

“Kami sempat tanya bagaimana pendistribusian sekolah ke murid-muridnya itu, disuruh bawa kresek dan dipandahkan ke paper bag itu, nah pada saat dipindahkan itulah di atas meja ditemukan ulat satu. Ulatnya hidup,” katanya.

Selain itu dia menduga sumber ulat dari buah salak yang ada dalam MBG. Dia mengatakan salak yang dibeli telah disortir terlebih dahulu untuk membuang yang busak. Kemungkinan ada ulat dari buah busuk yang menempel di buah yang masih bagus.

“Waktu itu mungkin kejadiannya karena salak, kan salak kita beli keranjangan. Waktu itu sudah disortir memang, tapi kami takutnya ada keikut satu (yang rusak). Takutnya kami ada ulat yang nempel dari salak yang rusak,” ujarnya.

“Logika kalau kita masak telur yang rusak, ulatnya mati. Ini ulatnya hidup,” kata dia.

Halaman Selanjutnya

Grimax Indah Narmada menyalurkan MBG di SMPN 4 Narmada dengan jumlah 335 siswa, SMPN 1 Narmada dengan jumlah  1199, SMAN 2 Narmada sebanyak 379, SDN 1 Dasan Tereng sebanyak 348, SDN 1 Gerimak Indah sebanyak 251, SMPN 1 Lingsar sebanyak 344, SDN 2 Dasan Tereng  sebanyak 243, SDN 3 Gerimak Indah sebanyak 148 dan SDN 1 Gontoran sebanyak 196. Secara total berjumlah 3.436 siswa.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |