Jakarta, VIVA – Menurunkan berat badan menjadi satu cara ampuh untuk mendapatkan tubuh proporsional. Setiap orang biasanya melakukan berbagai metode diet demi penurunan berat badan yang optimal.
Namun rupanya, tidak semua wanita harus menurunkan berat badan untuk mendapatkan tubuh ideal. Benarkah? Scroll untuk mengetahui faktanya, yuk!
CEO WRP Indonesia, Kwik Wan Tien, mengungkapkan bahwa tidak semua wanita harus turun berat badan. Sebab, setiap wanita memiliki permasalahan dan kondisi tubuh yang berbeda-beda.
“Wanita itu gak semuanya harus turun berat badan. Kadang-kadang ada yang cuma kelebihan lemak, tapi timbangannya normal. Ada juga yang kurang berbentuk aja, kadang-kadang ada yang bentuknya lurus (bentuk tubuh),” ujar Kwik Wan Tien saat peluncuran program We Shape 2.0 dan WRP Power Partner, di Jakarta, baru-baru ini.
“Jadi setiap wanita untuk badannya berbentuk bagus itu berbeda-beda. Sering udah diet, pipinya peot, udah diet tapi malah gak seksi. Saya paham waktu dia bilang diet memang badannya bagus, tapi badan bagus itu solusinya ada tiga, apakah bener-bener harus turun berat badan, kedua jangan-jangan hanya perlu menurunkan persen lemak, yang ketiga mungkin lemak sama beratnya udah bener, cuma kurang kebentuk,” imbuhnya.
Kwik Wan Tien lebih lanjut mengatakan, definisi diet sebenarnya bukan sama sekali mengurangi makan namun hanya mengontrol porsi dan mengubah apa yang dimakan.
“Metode-metode diet itu macam-macam, lebih baik memulai dengan makanan yang dia suka. Contoh suka makan sayur atau buah, bisa diet ala mediterania. Jadi kadang-kadang orang kurang paham diet yang baik itu gimana,” paparnya.
“Daripada suka daging malah disuruh dietnya sayuran semua, itu kan tingkat kegagalannya besar. Dan sebaliknya, suka sayuran tapi suruh makan daging, tingkat kegagalannya juga besar. Jadi kita tanya dulu tujuannya apa, sukanya makan apa, supaya ketika memulai enak. Gak tiap hari berpikir harus disiplin,” tambahnya.
Menurut Kwik Wan Tien, cara tersebut lah yang diaplikasikan dalam program WRP We Shape 2.0, di mana metode diet bica dicocokkan dengan masing-masing personal dan mendengarkan terlebih dahulu permasalahan diet yang dihadapi.
“Ada yang mengeluh ‘saya gemuk’ tapi setelah dilihat Body Mass Index (BMI) dan lain-lain dia gak gemuk. Nah, kita dengerin curhatannya dulu baru nanti kasih program yang sesuai. Kalo dulu kan kita programnya selalu turunin berat badan, sekarang programnya itu ditentukan. Apa cuma mau turunin persen lemak, atau cuma body counting aja biar lebih shaping,” jelasnya.
Berada di tempat yang sama, Head of Marketing WRP Indonesia, Frecy Ferry Daswaty, mengatakan, memiliki berat badan ideal itu adalah sebuah perjalanan.
“Pada saat perjalanan itu biasanya perempuan ada bosen. Atau komitmen gak mau makan nasi, tapi kalau makan nasi padang gak pake nasi pasti beda rasanya. Makanya dari program WRP We Shape 2.0 ini selain goal-nya ditentukan, kita juga pelajarin kliennya ini habitnya seperti apa,” pungkasnya.
“Misal ada yang gak suka sayur, kita bisa arahkan dietnya ke diet keto dengan pendampingan nutritionist. Atau dia gak mau pantang maunya makan semua, kita bisa kasih intermittent fasting, nanti kita bisa bikinkan pola makannya. Jadi saat dia menjalani program dietnya juga gak nyiksa, sehingga mereka menjalankannya bisa komitmen dan gak berasa diet. Makanya kenapa kita buat WRP We Shape 2.0 ini lebih personalize lagi dan goal-nya seperti apa,” tambah Frecy Ferry Daswaty.
Halaman Selanjutnya
“Daripada suka daging malah disuruh dietnya sayuran semua, itu kan tingkat kegagalannya besar. Dan sebaliknya, suka sayuran tapi suruh makan daging, tingkat kegagalannya juga besar. Jadi kita tanya dulu tujuannya apa, sukanya makan apa, supaya ketika memulai enak. Gak tiap hari berpikir harus disiplin,” tambahnya.