Malaysia, VIVA – Thailand dan Kamboja berencana menandatangani deklarasi bersama tentang hubungan bilateral yang biasa disebut media sebagai "perjanjian damai" pada KTT ASEAN di Malaysia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikondet Phalangkun, mengatakan deklarasi tersebut menegaskan kesepakatan prinsip dasar mengenai de-eskalasi dan normalisasi pasca-konflik perbatasan, katanya.
"Kami berencana menandatangani dokumen yang sering disebut media sebagai perjanjian damai itu di KTT ASEAN. Sebenarnya ini adalah deklarasi hubungan antara Thailand dan Kamboja, yang menegaskan empat kesepakatan fundamental tentang de-eskalasi dan normalisasi hubungan bilateral," kata Nikondet.
Ia menambahkan, "Penandatanganan deklarasi itu hanya akan dilakukan jika persyaratan keempat poin tersebut terpenuhi,"
Awal pekan ini, Komisi Bersama Penentuan Batas Wilayah Darat yang diketuai Menteri Pertahanan kedua negara menyepakati penarikan senjata berat dari perbatasan, kegiatan bersama penghapusan ranjau, pemberantasan kejahatan lintas batas termasuk call center ilegal, serta penyelesaian masalah di beberapa segmen perbatasan yang belum jelas penandanya.
Thailand menganggap semua kesepakatan dengan Kamboja bersifat bilateral, meskipun perwakilan Amerika Serikat dan Malaysia, negara yang memegang presidensi ASEAN 2025, hadir sebagai mediator dan pengamat dalam pertemuan di New York saat sidang Majelis Umum PBB, dan Kuala Lumpur.
Penandatanganan deklarasi Thailand-Kamboja di sela-sela KTT ASEAN itu direncanakan akan dihadiri Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim -- dua pemimpin yang mempromosikan gencatan senjata antara pasukan Thailand dan Kamboja di garis perbatasan pada Juli 2025.
Perselisihan perbatasan kedua negara yang berlangsung puluhan tahun itu memuncak menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli. Keduanya saling menembakkan artileri dan serangan udara, serta melaporkan adanya korban, termasuk warga sipil.
Kamboja dan Thailand pada hari Senin, 28 Juli 2025, sepakat untuk melakukan gencatan senjata "segera dan tanpa syarat" guna mengakhiri bentrokan di perbatasan dalam beberapa hari terakhir.
Kesepakatan itu dihasilkan melalui perundingan di Kuala Lumpur yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai turut serta dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh duta besar Amerika Serikat dan Tiongkok.
Halaman Selanjutnya
"Baik Kamboja maupun Thailand mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut: Pertama, gencatan senjata segera dan tanpa syarat yang berlaku mulai 24 jam waktu setempat, tengah malam tanggal 28 Juli 2025, malam ini," ujar Perdana Menteri Anwar setelah perundingan mediasi di Malaysia.

1 day ago
7









