Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, meningkatnya ketidakstabilan atau volatilitas global yang kompleks saat ini, disebabkan oleh arah kebijakan negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS), China, Rusia, Eropa, hingga Jepang, yang menimbulkan dampak secara global.
Karenanya, dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI, menkeu menegaskan bahwa yang dibutuhkan oleh pemerintah dari negara-negara yang terdampak ketidakstabilan global itu. Termasuk di Indonesia, adalah bagaimana untuk menciptakan mekanisme penanganannya.
"Karena ketidakpastian arah kebijakan internasional itu utamanya muncul kalau pihak (aktor) negara itu selalu pasti ada perbedaan. Tapi itu bukan sesuatu yang baru soal perbedaan kepentingan itu," kata Sri Mulyani, Rabu, 9 Juli 2025.
"Bedanya adalah bagaimana kita bisa membahas mekanisme untuk menyelesaikannya," ujarnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Dampak dari kebijakan sebuah negara besar yang berimbas ke negara-negara lainnya itu, dapat dilihat dari bagaimana Presiden AS, Donald Trump, yang secara eksplisit mengutarakan bahwa persaingan dengan China merupakan ancaman terbesar bagi ekonomi dan keamanan AS.
Karenanya, Trump pun tak segan mengenakan berbagai kebijakan dan penerapan masalah perdagangan yang ketat kepada China, yang turut menyasar hingga ke perusahaan-perusahaan asal China. Nahasnya, hal itu tak hanya dilakukan oleh Trump kepada China, melainkan juga turut menyasar para mitra dagang AS lainnya termasuk Indonesia.
Presiden Donald Trump saat mengumumkan tarif masuk barang impor ke AS beberapa waktu lalu.
Photo :
- AP Photo/Evan Vucci
Washington berdalih bahwa langkah ini merupakan kebijakan pemerintahan AS, demi mencegah dan menekan berbagai kemungkinan yang mengancam kepentingan nasional mereka.
"Dan inilah yang tengah kita hadapi saat ini, dimana tadinya negara-negara dalam konteks global tengah bekerja sama, melalui satu negara yang bisa sejahtera dan makmur yang mengajak negara lainnya untuk ikut sejahtera," kata Sri Mulyani.
"Tapi sekarang kalau satu negara sejahtera, maka berarti negara lain akan berkorban atau terkorbankan. Sehingga zero sum game menjadi dominan," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Source : AP Photo/Evan Vucci