Wakil Asia Berguguran, Al Hilal Satu-satunya Harapan di Piala Dunia Antarklub 2025

6 hours ago 2

Amerika Serikat, VIVA – Walau mulai edisi 2025 sudah diperluas menjadi turnamen 32 tim dari seluruh benua, Piala Dunia Antarklub tetap menjadi milik klub-klub Eropa dan Amerika Latin.

Lihat saja tim-tim yang sejauh ini lolos ke babak knockout atau 16 besar turnamen tingkat klub satu-satunya yang diadakan oleh FIFA itu.

Tujuh dari delapan grup sudah meloloskan 14 tim ke babak knockout. Keempat belas tim itu semuanya berasal dari benua Eropa dan Amerika.

Dari Grup A, ada Palmeiras dari Brasil dan Inter Miami dari Amerika Serikat, sedangkan Paris Saint Germain dari Prancis dan Botafago dari Brasil menjadi wakil-wakil Grup B.

Grup C bahkan meloloskan dua tim Eropa, yakni Benfica dan Bayern Munich, sementara Flamengo dari Brasil dan Chelsea dari Inggris menjadi wakil-wakil dari Grup D

Dari Grup E yang lolos adalah Inter Milan dan Monterrey. Sedangkan Borussia Dortmund dan Fluminense yang menjadi wakil Grup F.

Grup G yang baru memainkan dua pertandingan sudah memastikan dua tim Eropa ke fase gugur, yakni Juventus dan Manchester City. Sedangkan Grup F meloloskan Dortmund dan Flumense.

Dalam daftar itu tak ada tim Asia dan Afrika yang lolos ke babak gugur, bahkan Grup E yang baru memainkan dua pertandingan sudah pasti menjadi benua Amerika dan atau Eropa.

Hanya Grup H yang menjadi harapan terakhir kawasan non Eropa-Amerika, khususnya Asia, untuk menempatkan wakilnya pada fase gugur.

Di grup ini, Al Hilal dari Arab Saudi memiliki kesempatan besar mendampingi Real Madrid atau RB Salzburg, yang akan saling berhadapan dalam pertandingan terakhir.

Al Hilal sendiri, yang seri dalam dua laga pertamanya, akan menjajal Pachuca yang kalah pada dua pertandingan sebelumnya.

Jika Madrid atau Salzburg kalah, dan Al Hilal mengalahkan Pachuca dari Liga Meksiko, maka klub Arab Saudi itu lolos ke 16 besar.

Tapi Al Hilal akan terjegal jika Madrid dan Salzburg bermain seri, kecuali Al Hilal menang dengan selisih dua gol dari Pachuca.

Penampilan Al Hilal sendiri sangat menjanjikan.

Setelah mengimbangi Real Madrid 1-1, klub yang diperkuat pemain-pemain bintang dari Eropa itu menahan seri Salzburg 0-0.

Al Hilal juga lawan yang tak silau oleh kekuatan lawan, sekalipun itu klub raksasa seperti Real Madrid.

"Campur tangan" Eropa

Melawan Real, mereka sama sekali tidak merasa inferior di hadapan lawan yang memiliki koleksi trofi kelas berat di berbagai level.

Al Hilal mengimbangi Madrid dengan baik, mulai dari penguasaan bola sampai menekan pertahanan lawan.

Menghadapi Salzburg, permainan Al Hilal malah lebih baik lagi, yang ditunjukkan dari statistik penguasaan bola dan penciptaan peluang.

Pemain Al Hilal, Kalidou Koulibaly

Photo :

  • AP Photo/Nick Wass

Semua statistik ini menjadi petunjuk bahwa Al Hilal bisa menuntaskan fase grup dengan cerita kemenangan dari Pachuca.

Penampilan mereka di Amerika Serikat ini tak saja membanggakan Arab Saudi, tapi juga menyelamatkan muka sepak bola Asia, yang sejauh ini tak bisa berbuat banyak di hadapan tim-tim Eropa dan Amerika.

Padahal di level timnas, tim-tim Asia selalu siap mengejutkan siapa pun, khususnya Jepang dan Korea Selatan.

Itu tak terjadi pada level klub. Petunjuknya bisa dilihat dari perjalanan Ulsan FC dan Urawa Red Diamonds selama Piala Dunia Antarklub 2025.

Di level klub, tanpa "campur tangan" Eropa, tim-tim Jepang dan Korea Selatan ternyata tak bisa berbuat banyak dalam sebuah turnamen interkontinental seperti Piala Dunia Antarklub ini.

Sebaliknya, injeksi pemain-pemain keluaran kompetisi Eropa, membuat timnas kedua negara itu, menggila di mana-mata, tak hanya di Asia.

Itu berbeda di tingkat klub. Mereka seperti jalan di tempat.

Ulsan selalu kalah dalam tiga pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025. Urawa pun begitu, mereka sudah dua kali kalah dari dua laga pertamanya.

Tim Korea Selatan dan Jepang itu gagal ke 16 besar.

Tak seperti timnas mereka yang bertabur pemain-pemain jebolan Eropa, baik Ulsan maupun Urawa bukan tim yang memiliki skuad bertabur pemain-pemain yang terbiasa dengan atmosfer tinggi di Eropa.

Situasi itu berbeda 180 derajat dengan Arab Saudi.


Membuahkan hasil

Jika timnas mereka diisi para pemain lokal, maka klub-klub Saudi, termasuk Al Hilal, banyak diisi pemain-pemain bintang yang berpengalaman bermain di Eropa, selain juga dari Amerika Latin dan Afrika.

Karena komposisi itu pula mereka menjadi terlihat satu level dengan tim-tim Eropa, sampai bisa mengimbangi Real Madrid dan Salzburg.

Hal ini menguatkan pandangan bahwa tanpa injeksi sepak bola Eropa, kawasan-kawasan lain kecuali Amerika, masih terlalu sulit menembus dominasi Eropa.

Pemain Al Hilal Malcom dan Sergej Milinkovic-Savic

Photo :

  • AP Photo/Julia Demaree Nikhinson

Premis ini dikuatkan di level timnas. Afrika misalnya, mungkin tak akan bisa berbuat buat banyak dalam Piala Dunia tanpa pemain jebolan Eropa atau diaspora Eropa.

Kunci utama mereka adalah skuad yang sebagian besar atau malah seluruhnya diisi pemain-pemain dari legiun Eropa, yang beberapa pemainnya bahkan memiliki nasionalitas Eropa.

Uniknya, dengan uang yang tak akan habis dimakan tujuh turunan, Arab Saudi malah menerapkan formula itu pada tingkat klub saja.

Salah satu hasilnya, lewat Al Hilal, mereka tampil menjanjikan selama Piala Dunia Antarklub 2025.

Bersama pemain-pemain seperti Ruben Neves, Joao Cancelo, Kalidou Koulibaly, Sergej Milinkovic-Savic, dan Renan Lodi, Al Hilal di ambang menjadi satu-satunya tim Asia, Afrika dan Oseania yang lolos ke fase gugur Piala Dunia Antarklub 2025.

Namun, perjalanan Al Hilal selama di AS itu juga memberi pesan buruk kepada negara-negara Asia yang masuk putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, termasuk Indonesia.

Mengapa? Karena dari 23 pemain yang dibawa Al Hilal ke AS, sebelas di antaranya adalah pemain-pemain timnas Saudi, termasuk Nasser al-Dawsari, Salem al-Dawsari, dan Hassan al-Tambakti, yang selalu diturunkan sebagai starter oleh Simone Inzaghi selama Piala Dunia Antarklub 2025.

Ketiga pemain itu juga tiga dari beberapa pemain yang sangat diandalkan oleh pelatih timnas Saudi, Herve Renard.

Kesebelas pemain timnas Saudi di Al Hilal itu dapat merasakan atmosfer permainan level atas yang bahkan level Piala Dunia, apalagi jika mereka bertahan sampai babak gugur.

Dan itu membantu Saudi dalam membentuk skuad timnas yang lebih menyengat pada November nanti ketika putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, digelar.

Pesan kuat lain dari petualangan Al Hilal selama di AS adalah bahwa proyek sepak bola Saudi dengan mendatangkan pemain-pemain kelas dunia termasuk Cristiano Ronaldo ke dalam sepak bola profesional mereka, mulai membuahkan hasil. (Ant)
 

Halaman Selanjutnya

Hanya Grup H yang menjadi harapan terakhir kawasan non Eropa-Amerika, khususnya Asia, untuk menempatkan wakilnya pada fase gugur.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |