Canberra, VIVA – Dua pilot Korean Air dipecat setelah 'adu jotos' saat mendarat di Australia. Pertikaian dipicu oleh ketidaksepakatan atas pemakzulan mantan presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk-yeol.
Keributan tersebut merupakan sebuah insiden yang dilihat oleh banyak orang sebagai tanda lain dari polarisasi politik Korea Selatan yang tajam.
Yoon Suk Yeol ditangkap Polisi Korsel buntut kebijakan darurat militer
Perkelahian itu terjadi pada 19 Desember 2024 lalu, di sebuah hotel di Brisbane, tempat kapten dan kopilot sedang beristirahat setelah terbang dari Incheon.
Laporan berita mengatakan perkelahian itu dimulai karena ketidaksepakatan verbal atas deklarasi darurat militer oleh Yoon pada 3 Desember dan pemakzulannya berikutnya oleh Majelis Nasional 11 hari kemudian.
Melansir dari South China Morning Post, Rabu 9 April 2025, saat keributan terjadi, polisi Australia dipanggil ke tempat kejadian. Kapten mengalami cedera dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan.
Keduanya awalnya dijadwalkan untuk mengoperasikan penerbangan pulang bersama-sama, tetapi dibatalkan dan digantikan oleh awak pengganti.
Korean Air juga mengatur agar kedua pilot tersebut kembali ke Korea Selatan melalui penerbangan terpisah.
Setelah peninjauan disiplin internal, Korean Air memutuskan hubungan kerja kedua pilot tersebut, menurut media lokal.
"Untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut, perusahaan telah memperkuat pedoman internal dan melakukan pelatihan tambahan,” kata Korean Air dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin, 7 April 2025.
Pesawat Korean Air
Photo :
- airlinereporter.com
Karena pertengkaran tersebut terjadi selama masa persinggahan ketika anggota kru diharapkan untuk beristirahat dan mempersiapkan perjalanan berikutnya, maskapai tersebut menyimpulkan bahwa kedua pilot itu telah melanggar protokol keselamatan dan menyebabkan kerusakan reputasi yang serius bagi perusahaan.
Para pilot yang dipecat itu dilaporkan telah mengajukan petisi kepada otoritas pemerintah untuk menentang pemecatan mereka. Sebagai bentuk solidaritas, sesama pilot telah meluncurkan petisi terpisah yang menyerukan keringanan hukuman, dengan alasan bahwa tindakan disipliner tersebut terlalu keras.
Halaman Selanjutnya
Korean Air juga mengatur agar kedua pilot tersebut kembali ke Korea Selatan melalui penerbangan terpisah.