Ade Armando Sebut Menghafal Alquran Tak Relevan Lagi, Begini Respons KH Cholil Nafis

4 hours ago 2

Selasa, 4 Februari 2025 - 05:02 WIB

Jakarta, VIVA – Penggiat media sosial, Ade Armando, kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya mengenai relevansi menghafal Alquran di era digital viral di media sosial.

Ade Armando menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, penghafalan Alquran memiliki peran penting untuk menjaga kelestarian teks suci ini. Namun, kata dia, saat ini menghafal Alquran sudah tidak lagi relevan.

“Dulu penghafal diperlukan, supaya itu (Alquran) bisa terlestarikan, karena semua orang memang hanya mengandalkan hafalan. Kemudian ada sebuah inovasi, bukan di zaman Nabi, seorang khalifah bilang ini (Alquran) dibukukan aja agar semua memiliki standar,” ungkap Ade Armando di YouTube Cokro TV dilihat Senin, 3 Januari 2025.

“Begitu ada cetakan, jumlahnya yang versi standar itu menjadi jutaan. Sehingga, kalau gitu sekarang menjadi tidak relevan lagi atau tidak menjadi sebuah kebutuhan yang prioritas untuk memiliki para penghafal Alquran. Karena kayak Anda saja tadi, begitu lupa, Anda langsung (buka ponsel) klik-klik-klik, keluar (surat) Al Imran, Al Maidah, Az-Zariyat dan segala macam,” pungkas Ade Armando.

Respons KH Cholil Nafis

Merespons pernyataan tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menegaskan bahwa menghafal Alquran memiliki nilai yang sangat penting bagi seorang Muslim. Menurutnya, hafalan Alquran bukan sekadar sarana pembelajaran, tetapi juga memiliki kedudukan istimewa dalam Islam karena merupakan anjuran dari Nabi Muhammad SAW.

“Menghafal Alquran itu bagi Muslim bukan hanya berfungsi sebagai katalog pembelajaran, tapi karena perintah Nabi Muhammad SAW, yang bernilai pahala untuk masuk surga. Ada janji pahala besar dan keselamatan bagi penghafal Alquran dari Allah,” ujar KH Cholil Nafis kepada VIVA Senin, 3 Februari 2025.

Ia juga menekankan bahwa kemampuan umat Islam dalam menghafal Alquran menunjukkan salah satu bentuk mukjizat dari kitab suci tersebut. Meskipun memiliki jumlah ayat yang banyak, Alquran tetap mudah untuk dihafalkan, sehingga menjaga otentisitasnya dari generasi ke generasi.

Ilustrasi napi tengah membaca Alquran saat bulan Ramadan.

Photo :

  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

“Selain itu, menghafal Alquran menunjukkan mukjizat Alquran yang sekian banyak ayatnya itu mudah dihafal sekaligus menjaga otentisitasnya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, KH Cholil Nafis menjelaskan bahwa bagi mereka yang mendalami ilmu tafsir, hafalan Alquran menjadi modal utama untuk memahami dan mengkajinya lebih dalam. Kemampuan menghafal ayat-ayat Alquran akan mempermudah seseorang dalam memahami konteks dan makna yang terkandung di dalamnya.

“Bagi pembelajar agama, khususnya tafsir, maka yang hafal Alquran akan lebih mudah mendalami dan memahaminya. Jadi, penghafal Alquran pasti lebih mudah belajar agama Islam,” imbuhnya.

“Itu janji dari Allah memudahkan Alquran untuk dihafalkan,” pungkas KH Cholil Nafis.

Halaman Selanjutnya

“Menghafal Alquran itu bagi Muslim bukan hanya berfungsi sebagai katalog pembelajaran, tapi karena perintah Nabi Muhammad SAW, yang bernilai pahala untuk masuk surga. Ada janji pahala besar dan keselamatan bagi penghafal Alquran dari Allah,” ujar KH Cholil Nafis kepada VIVA Senin, 3 Februari 2025.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |