Jakarta, VIVA – Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertransgi) Hari Nugroho meminta masyarakat tidak panic buying gas LPG 3 kg. Pasalnya, panic buying bisa menjadi salah satu penyebab ketersediaan gas LPG 3 kg langka.
“Terjadi panic buying atau terjadi kepanikan pembelian dari para pengecer warung-warung, dikarenakan adanya peraturan dari dirjen migas yang baru perihal penyesuaian ketentuan pendistribusian LPG 3 kg di sub penyalur atau pangkalan,” kata Hari kepada wartawan, dikutip Selasa, 4 Februari 2025.
"Saya harapkan tidak perlu menumpuk gas elpiji terlalu banyak. Kita kerja sama dengan pihak Pertamina, Dinas UMKM dan terkait untuk bisa mensatbilkan lagi. Jadi, enggak usah panic buying. Normal aja pembelian," sambungnya.
LPG 3 kg, Antrian Warga Beli LPG 3 kg
Photo :
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Hari menjelaskan, panic buying terjadi karena peraturan larangan warung dan pengecer menjual gas 3 kg. Pangkalan LPG 3 kg hanya menyalurkan kepada pengguna langsung yaitu rumah tangga, usaha mikro, petani, nelayan, dan sasaran.
“Terakhir faktor ini juga berpengaruh, pengaruhnya apa? Kita menetapkan HET (Harga Eceran Tertinggi) itu mulai tahun 2015 sesuai dengan Pergub 4 tahun 2015, HET Rp16.000 waktu itu. Kalau kita bicara daerah penyangga atau perbatasan dari Jakarta seperti Tangerang, Banten, Bogor, Depok, Bekasi, itu telah mengalami kenaikan HET per 2019. Kita dari tahun 2015 belum naik, sehingga pengaruh juga lokasi kita bisa tergerus. Bisa dimanfaatkan daerah penyangga kuota kita,” kata dia.
Pemprov Jakarta kini sedang mengupayakan penanganan kelangkaan gas LPG 3 kg. Salah satunya dengan meminta para agen atau pangkalan memonitor ketersediaan stok di pangkalan dengan foto laporan kondisi pagi dan sore.
Kemudian, agen diminta untuk segera menyuplai ke wilayah-wilayah yang stok di pangkalannya sudah kosong atau akan habis.
“Tentunya ke depan kita akan membahas HET tadi, untuk dinaikkan sesuai dengan daerah penyangga,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Kemudian, agen diminta untuk segera menyuplai ke wilayah-wilayah yang stok di pangkalannya sudah kosong atau akan habis.