Tangerang, VIVA – Sebuah cuplikan video yang menampilkan cekcok antara warga dan seorang wanita yang diduga pemilik pangkalan gas LPG di Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 1 menit 55 detik yang dibagikan akun X @Heraloebss, warga tampak kesal karena merasa dipersulit saat ingin membeli gas bersubsidi.
Stok gas terlihat melimpah di lokasi tersebut. Namun, pemilik pangkalan berdalih bahwa semua tabung yang tersedia sudah dipesan oleh pelanggan lain, sehingga warga yang datang langsung tidak bisa membeli.
Warga memperlihatkan tabung Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran 3 kg. (Foto ilustrasi).
Photo :
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
“Ini sudah punya orang, intinya ini sudah punya orang,” ucap perempuan pemilik pangkalan gas dilihat Selasa, 4 Februari 2025.
“Kita mau beli bu, masa dipersulit. Mau buat apa, mau ibu timbun?” tanya warga.
Menjawab pertanyaan warga, pemilik pangkalan gas kemudian mengatakan bahwa ia akan menimbun ratusan stok LPG 3 kg tersebut.
“Iya mau saya timbun, saya mau buat tidur,” jawab pemilik pangkalan sambil meminta warga pergi.
Video ini sontak menuai beragam komentar dari warganet. Dalam kolom komentar, tak sedikit yang mengecam pemilik pangkalan, serta banyak yang menduga bahwa ada praktik penimbunan atau distribusi yang tidak adil dalam penjualan gas LPG 3 kg.
“Pak presiden Prabowo. Pak menteri Bahlil Lahadalia tolong diliat Rakyatmu ini. Dimana-mana orang pada ngantri elpiji. Kasihan Rakyatmu dibawah,” komentar salah seorang waranet.
“Keputusan absurd menyangkut urusan perut, asal stop tanpa adanya simulasi, sosialisasi dan mitigasi jelas-jelas fatal dan terbukti efektif menimbulkan korban jiwa. Kejadian chaos di masyarakat sperti video di atas tidak mustahil memicu tindakan bar bar (penjarahan dll krn masyarakat sudah capek),” kata warganet.
“Punya orang!!!!!! ??? Orang berduit kah?? Sebanyak itu punya orang semua? Orang nya mana,” kat warganet.
Halaman Selanjutnya
“Iya mau saya timbun, saya mau buat tidur,” jawab pemilik pangkalan sambil meminta warga pergi.