Jakarta, VIVA – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Habib Syarief Muhammad, mengkritisi program naturalisasi yang dilakukan PSSI. Ia menilai langkah tersebut dilakukan secara tergesa-gesa dan berisiko terhadap perkembangan sepakbola nasional.
“Beberapa kebijakan yang diambil nampaknya sangat tergesa-gesa, dari mulai merekrut pelatih sampai ke pemain. Tentu saja kita akan sulit sekali untuk memberikan penilaian yang objektif,” ujar Syarief dalam Rapat Kerja dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Senin, 3 Januari 2025.
Syarief juga menyoroti peran Komisi X DPR RI dalam memberikan kemudahan terkait izin kewarganegaraan bagi pemain naturalisasi. Namun, ia menyayangkan bahwa Ketua PSSI, Erick Thohir, dua kali berturut-turut tidak hadir untuk memberikan penjelasan langsung.
Menteri BUMN Erick Thohir.
Photo :
- VIVA.co.id/Andrew Tito
“Sayang dua kali berturut-turut Ketua PSSI selalu mewakilkan, padahal kita ingin penjelasan lengkap dari Ketua PSSI, apa target yang ingin dicapai,” ungkapnya.
“Pemain-pemain diaspora ini sudah tercatat sebagai warga negara Indonesia (WNI), sayang kalau nasionalisme mereka hanya nasionalisme yang sifatnya artifisial,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, Ia juga menyinggung dampak kehadiran pemain naturalisasi terhadap kesempatan bermain bagi pemain lokal. Syarief menyebut beberapa pemain seperti Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, Hokky Caraka, dan Pratama Arhan mendapatkan lebih sedikit kesempatan bermain.
“Tatkala ada pemain naturalisasi ini, kesempatan yang diberikan pada mereka (pemain lokal) menjadi kurang. Marselino Ferdinan, Hokky Caraka sudah jarang dimainkan, kemudian Witan Sulaeman, Pratama Arhan,” jelasnya.
Terakhir, Syarief mengusulkan, ke depannya agar program naturalisasi dibatasi dengan komposisi yang lebih seimbang antara pemain lokal dan pemain naturalisasi.
“Mudah-mudahan tidak lebih dari lima tahun lah kita merekrut pemain naturalisasi, tetapi secara bertahap komposisi pemain lokal dan pemain naturalisasi ya.. 60-40 lah. 60 naturalisasi, 40 lokal. Sekarang ini kan lebih didominasi pemain naturalisasi di lapangan,” terangnya.
“Kita sebagai bangsa, nasionalismenya sedikit banyak akan terusik. Terakhir, semoga kemudahan yang kita berikan ini diimbangi dengan keseriusan bermain di lapangan,” pungkasnya.
Halaman Selanjutnya
“Tatkala ada pemain naturalisasi ini, kesempatan yang diberikan pada mereka (pemain lokal) menjadi kurang. Marselino Ferdinan, Hokky Caraka sudah jarang dimainkan, kemudian Witan Sulaeman, Pratama Arhan,” jelasnya.