Jakarta, VIVA – Kabar meninggalnya aktris Taiwan, Barbie Hsu, menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan para penggemarnya. Hsu memiliki riwayat masalah kesehatan, termasuk prolaps katup mitral dan serangan kejang sebelumnya yang menyebabkan kekurangan oksigen. Sang aktris dalam keadaan sehat selama satu hingga dua hari pertama di Jepang sebelum tiba-tiba menderita batuk parah, yang dengan cepat berkembang menjadi pneumonia. Kondisinya memburuk dengan cepat, dan meskipun dia dilarikan ke rumah sakit, dia tidak menerima perawatan ECMO sebelum meninggal dunia. Penyebab resmi kematian akhirnya telah dikonfirmasi sebagai sepsis.
Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai sepsis seperti dilansir dari laman World Health Organization (WHO).
Apa itu Sepsis?
Sepsis adalah kondisi mengancam jiwa yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi ekstrem terhadap infeksi sehingga menyebabkan disfungsi organ. Reaksi tubuh menyebabkan kerusakan pada jaringan dan organnya sendiri dan dapat menyebabkan syok, kegagalan banyak organ, dan bahkan kematian, terutama jika tidak dikenali sejak dini dan segera diobati.
Angka kematian yang tinggi
Sepsis adalah salah satu penyebab kematian paling sering di seluruh dunia. Dari data yang dipublikasikan pada tahun 2020, terdapat 48,9 juta kasus dan 11 juta kematian terkait sepsis di seluruh dunia, mewakili 20?ri seluruh kematian global. Hampir setengah (20 juta) dari seluruh perkiraan kasus sepsis di seluruh dunia terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Untuk setiap 1000 pasien rawat inap, diperkirakan 15 pasien akan mengalami sepsis sebagai komplikasi dalam menerima pelayanan kesehatan.
Penyebab sepsis
Sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun bisa juga disebabkan oleh infeksi lain seperti virus, parasit, atau jamur. Perawatannya memerlukan perawatan medis, termasuk penggunaan antimikroba, cairan infus, dan tindakan lainnya. Sepsis yang didapat di fasilitas layanan kesehatan adalah salah satu efek samping yang paling sering terjadi selama pemberian layanan dan mempengaruhi ratusan juta pasien di seluruh dunia setiap tahunnya. Infeksi terkait layanan kesehatan disebabkan oleh patogen yang sering kali resisten terhadap obat dan dapat dengan cepat menyebabkan memburuknya kondisi klinis.
Pasien sepsis dengan patogen yang resisten diketahui memiliki risiko kematian di rumah sakit yang lebih tinggi. Diperkirakan terdapat 4,95 juta kematian terkait dengan resistensi antimikroba pada tahun 2019, termasuk 1,27 juta kematian yang disebabkan langsung oleh resistensi antimikroba.
Yang berisiko terkena sepsis
Siapa pun yang terkena infeksi, cedera parah, atau penyakit tidak menular yang serius dapat berkembang menjadi sepsis namun populasi yang rentan memiliki risiko lebih tinggi termasuk lansia, wanita hamil atau baru saja hamil, pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien di unit perawatan intensif, orang dengan sistem kekebalan yang lemah (misalnya HIV, kanker), orang dengan kondisi medis kronis (misalnya penyakit ginjal, sirosis).
Tanda dan gejala awal sepsis
Tanda dan gejala umum seseorang mengidap sepsis adalah demam atau suhu rendah dan menggigil, kebingungan, kesulitan bernapas, kulit lembab dan berkeringat, nyeri atau ketidaknyamanan tubuh yang ekstrem, detak jantung tinggi, denyut nadi lemah atau tekanan darah rendah keluaran urin rendah.
Pengobatan
Pengobatan sepsis paling efektif bila dimulai sejak dini. Petugas kesehatan memperhatikan tanda-tanda yang mengkhawatirkan dan menggunakan tes untuk mendiagnosis sepsis. Mereka kemudian akan bekerja untuk menemukan sumber infeksi. Penggunaan antimikroba sejak dini untuk mengobati bakteri, parasit, jamur atau virus sangat penting untuk meningkatkan hasil akhir dari sepsis. Tekanan darah rendah diobati dengan cairan infus dan terkadang obat yang disebut vasopresor, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Resistensi antibiotik dapat mempersulit pengobatan.
Halaman Selanjutnya
Pasien sepsis dengan patogen yang resisten diketahui memiliki risiko kematian di rumah sakit yang lebih tinggi. Diperkirakan terdapat 4,95 juta kematian terkait dengan resistensi antimikroba pada tahun 2019, termasuk 1,27 juta kematian yang disebabkan langsung oleh resistensi antimikroba.