Biang Kerok Banjir Bekasi, Menteri LH Segel Royal Tulip Resort and Golf hingga Summarecon Bogor

3 hours ago 1

Kamis, 13 Maret 2025 - 19:32 WIB

Bogor, VIVA – Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menyegel dua bangunan di kawasan Perumahan Summarecon, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Kamis 13 Maret 2025, karena dinilai melanggar aturan tata ruang yang berdampak pada rusaknya lingkungan.

Dua bangunan yang disegel tersebut adalah Royal Tulip Gunung Geulis Resort and Golf serta proyek Perumahan Summarecon Bogor.

Menteri Hanif mengatakan terjadi perubahan signifikan dalam pemanfaatan ruang di kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi yang berada di kawasan Puncak, Bogor.

"Kejadian banjir itu membuat kita melakukan evaluasi total terkait landskap yang ada di DAS Bekasi, seluas 145 ribu hektar dan kita ada di segmen Puncak seluas 28 ribu hektar, ini terjadi perubahan tata ruang yang cukup signifikan, dari jumlah itu ada 12.500 hektar yang merupakan daerah dengan fungsi pelindungan ekosistem di bawahnya dan kawasan bencana," kata Hanif.

Hotel Royal Tulip Gunung Geulis

Photo :

  • Viva.co.id/Isra Berlian

Hanif menjelaskan, pada 2022 fungsi lahan diubah menjadi pemukiman perumahan pertanian hingga industri tambang, dari 145.000 hektar hutannya hanya tersisa 4000 hektar atau sekitar 3,3 persen.

"Padahal hutan itu minimal 30 persen sehingga menurut kita area ini harus di evaluasi total, langkah sistematis dan stuktural untuk mengembalikan das hulu menjadi sangat penting lebih dari 28 ribu hektar ini lah maka ada 145 ribu yang menjadi tanggung jawab DAS hulunya ini, sehingga DAS hulu harus kembali, dengan langkah langkah melakukan pengawasan yang dilakukan," jelasnya.

Melihat kondisi in, pemerintah lanjut Hanif, memutuskan untuk menghentikan sementara pembangunan proyek perumahan tersebut guna dilakukan evaluasi dan penyelidikan lebih lanjut.

"Pembangunan kami hentikan sementara untuk evaluasi menyeluruh bersama para ahli. Kami akan mengembalikan fungsi lahan sebagaimana mestinya,” ujar Hanif.

Dalam penyegelan ini, Hanif didampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan yang menyampaikan keinginan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan indonesia maju tahun 2045.

"Landasan paling penting lingkungannya harus kokoh, sehingga pak Presiden menyampaikan ingin menegakan aturan ini tanpa pandang bulu, sehingga dengan demikian kita lakukan langkah-langkah evaluasi penggunaan landskap di atas sini," kata Hanif.

Dalam kesempatan ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyampaikan, swasembada pangan akan terwujud jika menciptakan lingkungan yang baik, namun jika terjadi banjir bandang maka akan menghabiskan pangan seperti sawah di Bogor dan Bekasi.

"Kalau terjadi banjir bandang habis kan sawahnya kan, gunung  ini pusat lingkungan dan lingkungan itu di bawah koordinasi Menko Pangan, jadi tupoksi tugas kita. Dan era pemerintah sekarang jika ingin maju semua spek dibenahi,  clean and clear goverment, mulai perizinan tata ruang pengelolaan lingkungan itu menjadi sangat penting, dan LH menemukan gunung-hulu sungai yang rusak, kalau di sini rumah semua, maka rusak, di sini banyak pelanggaran yang terjadi," ujar pria yang akrab disapa Zulhas itu.

Zulhas mengungkap catatan yang dilanggar yang merupakan pelanggaran berat. Pertama, telah membendung aliran Sungai Ciangsana. Di sisi lain, tidak menyediakan ruang resapan air  seperti biopori untuk mencegah banjir.

“Di sini ada aliran sungai yang dibendung, yaitu Sungai Ciangsana. Bayangkan kalau hujan deras turun, bisa terjadi sedimentasi yang menyebabkan rumah-rumah di sekitarnya terendam, itu soal waktu saja itu. Masalah yang paling parah adalah proses cut and fill yang dilakukan tak sesuai dengan izin lingkungan yang diberikan,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya

Melihat kondisi in, pemerintah lanjut Hanif, memutuskan untuk menghentikan sementara pembangunan proyek perumahan tersebut guna dilakukan evaluasi dan penyelidikan lebih lanjut.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |