Jakarta, VIVA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menyatakan minat Pertamina untuk menggarap proyek kilang modular, sebagai salah satu dari 18 proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi.
“Kami masih memantau perkembangannya, tetapi yang pasti kami ingin berpartisipasi,” kata Simon di Kementerian ESDM, dikutip Selasa, 11 November 2025.
Simon menyoroti lokasi kilang modular yang akan tersebar di berbagai tempat, dan diyakini bahwa hasil pengolahannya bisa lebih efisien dengan biaya transportasi distribusinya yang lebih rendah.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri
“Jika produksi dilakukan di lokasi tersebut, kita tidak perlu biaya transportasi dan lain-lain, sehingga mungkin akan jauh lebih murah,” ujar Simon.
Namun, tantangan logistik muncul terkait pengadaan minyak mentah (crude) untuk masing-masing kilang modular yang akan dibangun. Meski demikian, Simon optimistis dapat menemukan solusinya.
“Itu (pengadaan crude) tantangan logistik, tapi semua pasti akan kami cari jalan keluarnya,” kata Simon.
Selain kilang modular, Simon juga menunjukkan ketertarikan Pertamina terhadap proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME).
“Seharusnya ikut juga, ya (proyek DME),” ujarnya.
Sebagai informasi, kilang modular dan DME termasuk proyek hilirisasi yang diserahkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Dalam acara bertajuk “Penyerahan Dokumen Pra-Studi Kelayakan Proyek Prioritas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional”, Satgas menyerahkan daftar 18 proyek prioritas kepada Danantara.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia
Photo :
- VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham
Presiden Prabowo Subianto, dalam rapat terbatas di Istana, Jakarta, Kamis, 6 November 2025, memerintahkan percepatan 18 proyek hilirisasi yang telah melewati tahap pra-studi kelayakan, dengan nilai total hampir Rp 600 triliun.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia optimistis proyek-proyek ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan produk yang mengurangi ketergantungan terhadap barang impor.
Ada Sanksi AS, Bos Pertamina Blak-blakan Soal Kerja Sama dengan Rosneft di Kilang Tuban
Simon menegaskan bahwa Pertamina masih bermitra dengan perusahaan energi Rusia, Rosneft, untuk mengembangkan Kilang Tuban, meskipun terdapat sanksi dari Amerika Serikat .
VIVA.co.id
11 November 2025

3 weeks ago
8









