Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik melemah saat pembukaan perdagangan pada Rabu, 9 April 2025. Penurunan dipicu sikap investor bersiap menghadapi tarif impor khusus yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Pada Sabtu, 5 April 2025, Presiden Trump mengenakan tarif tambahan khusus terhadap barang-barang asal China sebesar 10 persen yang mulai berlaku hari ini tepat pada tengah malam waktu AS. Secara kumulatif, barang impor asal negara Tirai Bambu akan menghadapi pungutan bea masuk sebesar 104 persen.
Investor juga akan mencermati keputusan suku bunga Bank Sentral India yang diperkirakan akan memangkas suku bunga kedua berturut-turut pada hari ini. Berbeda dengan pasar, para ekonom justru memperhitungkan bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Dikutip dari CNBC Internasional pada Rabu, 9 April 2025, tarif impor Trump masih menjadi sentimen negatif terhadap pergerakan indeks di kawasan Asia. Indeks S&P/ASX 200 Australia melemah sebesar 1,06 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah ke level 19.300 dari 20.127,68.
ilustrasi impor.
Photo :
- VIVA/Muhamad Solihin
Indeks Nikkei 225 Jepang terjun 3,14 persen saat pembukaan perdagangan. Menyusul penurunan dari indeks Topix sebesar 3,26 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan turun tipis sebesar 0,18 persen. Sedangkan, indeks Kosdaq menyusut 0,44 persen.
Wall Street juga menghadapi badai koreksi di mana ketiga indeks acuan parkir lebih rendah pada penutupan perdagangan semalam. Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 2,15 persen. Apple mengalami kerugian tertinggi imbas biaya pembuat iPhone akan melonjak akibat pungutan impor yang dibebankan China terhadap barang AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 320,01 poin atau 0,84 persen menjadi 37.645,59. Alhasil, kerugian selama empat hari akibat kekhawatiran tarif impor Trump lebih dari 4.500 poin.
S&P 500 menyusut 1,57 persen ke level 4.982,77 yang menjadi pertama kali sejak April 2024. Indeks hampir ditutup dalam kondisi pasar yang lesu usai turun hampir 19 persen dari rekor tertingginya di bulan Februari. Selama empat hari terakhir, S&P 500 mengalami koreksi lebih dari 12 persen.
Halaman Selanjutnya
Wall Street juga menghadapi badai koreksi di mana ketiga indeks acuan parkir lebih rendah pada penutupan perdagangan semalam. Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 2,15 persen. Apple mengalami kerugian tertinggi imbas biaya pembuat iPhone akan melonjak akibat pungutan impor yang dibebankan China terhadap barang AS.