Cara Berbicara dengan Kucing: Ilmu di Balik Mengeong dan Mendengkur

8 hours ago 3

Minggu, 23 Februari 2025 - 11:33 WIB

Jakarta, VIVA – Pernahkah Anda tanpa sadar mengeong atau mendengkur saat berbicara dengan kucing peliharaan? Jika iya, ternyata Anda tidak sendirian.

Studi terbaru menunjukkan bahwa interaksi manusia-kucing bisa jadi lebih efektif jika kita berbicara dalam “bahasa kucing.”

Penelitian yang diterbitkan di Psychology Today oleh Jessica Pierce, Ph.D., seorang ahli bioetika yang juga Dosen Afiliasi di Pusat Bioetika dan Humaniora, University of Colorado Anschutz Medical Center, mengungkapkan betapa uniknya cara manusia berkomunikasi dengan kucing dibandingkan dengan anjing. 

Menariknya, banyak pemilik kucing menggunakan vokalisasi seperti mengeong atau mendengkur saat berinteraksi dengan peliharaan mereka.

Ilustrasi Kucing

Photo :

  • freepik.com/freestockcenter

Sebaliknya, hampir tidak ada pemilik anjing yang mencoba meniru gonggongan saat berbicara dengan anjingnya.

Mengapa Kita Mengeong pada Kucing?

Dalam sebuah studi oleh Péter Pongrácz dan Julianna Szulamit Szapu, dalam Journal of Applied Animal Behaviour Science, 157 pemilik kucing di Hungaria disurvei tentang hubungan mereka dengan kucing.

Hasilnya menunjukkan bahwa mengeong atau mendengkur pada kucing bukan sekadar iseng, tapi bisa jadi bentuk komunikasi yang meningkatkan keintiman antara pemilik dan hewan peliharaan.

Studi ini menemukan bahwa:

  • Wanita cenderung merasa kucing mereka lebih empatik dan komunikatif dibanding pria. Mereka juga cenderung memiliki ikatan emosional yang lebih intens.
  • Kucing mampu membaca isyarat visual manusia, seperti gerakan menunjuk atau arah pandangan. Kucing yang menjadi satu-satunya hewan peliharaan di rumah bahkan lebih responsif terhadap isyarat tersebut.
  • Pemilik yang sering bermain dengan kucingnya lebih cenderung menggunakan vokalisasi khas kucing, seperti mengeong atau mendengkur.

Menariknya, pemilik yang sering meniru suara kucing cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan hewan peliharaan mereka. Namun, apakah mengeong balik benar-benar dipahami oleh kucing, atau sekadar dianggap gangguan?

Penelitian ini belum sepenuhnya menjawab pertanyaan tersebut. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa upaya meniru vokalisasi kucing bisa menjadi sinyal perhatian dari pemilik. 

Sama seperti berbicara dengan bayi menggunakan nada tinggi, mengeong balik pada kucing bisa menjadi cara untuk menunjukkan kasih sayang.

Kucing, Anjing, dan Ilmu Kognisi

Selama ini, anjing dianggap lebih unggul dalam memahami manusia karena penelitian mengenai kemampuan sosial-kognitif mereka lebih luas. 

Anjing dapat membaca ekspresi wajah, mengikuti isyarat visual, bahkan merespons intonasi suara pemiliknya.

Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa kucing juga memiliki keterampilan serupa, meskipun dengan cara yang berbeda. Kucing dapat membentuk ikatan emosional dengan pemiliknya, mengikuti arah pandangan manusia, dan mengenali komunikasi pendengaran yang diarahkan khusus untuk mereka.

Meningkatkan Hubungan dengan Kucing Anda

Semakin banyak penelitian yang fokus pada dunia batin kucing dan bagaimana mereka memahami manusia. Memahami cara berkomunikasi yang efektif dengan kucing bisa meningkatkan kesejahteraan hewan ini, terutama mengingat kucing lebih sering berakhir di tempat penampungan dibandingkan anjing.

Jadi, mengeong balik saat kucing Anda menyapa, menjadi awal dari ikatan yang lebih erat antara Anda dan teman berbulu Anda.

Halaman Selanjutnya

Hasilnya menunjukkan bahwa mengeong atau mendengkur pada kucing bukan sekadar iseng, tapi bisa jadi bentuk komunikasi yang meningkatkan keintiman antara pemilik dan hewan peliharaan.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |