Jakarta, VIVA – Elon Musk belum selesai dengan politik. Beberapa hari setelah kepala eksekutif SpaceX dan Tesla itu mengancam akan membentuk partai politik sendiri sebagai alternatif dari 'partai dynamic duo' Demokrat dan Republik, namanya America Party (Partai Amerika).
"Partai Amerika didirikan untuk mengembalikan kebebasan Anda. Cara kita akan menghancurkan sistem dua partai adalah menggunakan varian bagaimana Epaminondas menghancurkan mitos tentang ketangguhan Spartan di Leuctra, kekuatan yang sangat terkonsentrasi di lokasi yang tepat di medan perang," ungkap Elon Musk, seperti dikutip dari situs Mashable, Selasa, 8 Juli 2025.
Donald Trump, dalam menanggapi kritik Elon Musk bahwa Partai Republik mendukung 'perbudakan utang', mengancam akan memangkas subsidi kendaraan listrik dan menyelidiki pengeluaran SpaceX, dengan mengatakan hal itu dapat memaksa sang taipan untuk menutup seluruh bisnisnya dan dipaksa pulang kampung ke Afrika Selatan.
Usai mengumumkan berdiri Partai Amerika, Elon Musk membeberkan visi dan misi partainya, kendati dirinya tetap tidak akan bisa mencalonkan diri sebagai Presiden AS.
Poin-poin tersebut mencakup pengurangan utang, memodernisasi militer dengan AI dan robotika, serta pengaturan soal energi. Kritikus Donald Trump dan sekutu Elon Musk, pemodal dan mantan direktur komunikasi Gedung Putih Anthony Scaramucci serta investor Mark Cuban, menyambut baik berdirinya Partai Amerika.
Mereka langsung menyarankan sang taipan untuk menghubungi Center for Competitive Democracy agar memasukkan Partai Amerika pada surat suara pemilih. Investor utama Tesla juga tengah menunggu untuk melihat bagaimana langkah politik Elon Musk akan mempengaruhi status perusahaannya.
Hal ini setelah dirinya diprediksi akan meninggalkan politik untuk fokus pada pemulihan penjualan tesla yang kian menurun. "Saya harus menunda dana yang diperdagangkan di bursa hingga dewan Tesla bisa 'memperjelas ambisi politik Elon Musk. Itu karena kepercayaan pemegang saham terus menurun," tegas Kepala Eksekutif Azoria, James Fishback.
Gedung Putih: Trump Tunda Batas Waktu Penerapan Tarif Impor hingga 1 Agustus
Presiden AS Donald Trump pada Senin akan menandatangani perintah eksekutif yang menunda batas waktu tarifnya pada 9 Juli hingga 1 Agustus.
VIVA.co.id
8 Juli 2025