Jakarta, VIVA – Langkah Pemerintah melakukan ekspor listrik hijau ke Singapura dinilai merupakan bukti Indonesia siap menjadi pemain kunci energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya dengan berkontribusi dalam transisi energi berskala global.
Karenanya, Ketua Komisi XI DPR RI M Misbakhun menyatakan dukungan penuh terhadap langkah strategis pemerintah dalam mendorong ekspor listrik berbasis EBT ke Singapura.
Dukungan ini menyusul penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi, Sains & Teknologi Singapura Tan See Leng di Kantor Kementerian ESDM.
"Kerja sama lintas negara itu menandai langkah konkret Indonesia dalam memperkuat posisi sebagai pemain global di sektor energi hijau," kata Misbakhun dikutip di Jakarta, Dikutip Sabtu, 14 Juni 2025.
Menurut Misbakhun kerja sama tersebut merupakan momentum tepat ketika dunia sedang beralih ke sektor energi baru terbarukan.
Diketahui bahwa dalam perjanjian tersebut, kedua negara menyepakati tiga komitmen utama. Pertama, pengembangan Zona Industri Berkelanjutan yang akan mendorong kawasan industri ramah lingkungan dengan teknologi rendah emisi.
Ketua Komisi XI DPR RI Misbakhun
Photo :
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Kedua, kerja sama dalam interkoneksi dan perdagangan listrik lintas negara, termasuk pengembangan teknologi energi surya, angin, serta sistem penyimpanan energi berbasis baterai (Battery Energy Storage System/BESS). Ketiga, kolaborasi dalam penangkapan dan penyimpanan karbon lintas batas guna mendukung target emisi bersih.
Kerja sama itu diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi dan sosial yang besar. Pemerintah memproyeksikan tambahan devisa sebesar 4–6 miliar dolar AS per tahun, penerimaan negara antara 210–600 juta dolar AS per tahun, serta penciptaan lebih dari 418.000 lapangan kerja baru di sektor manufaktur, konstruksi, hingga pemeliharaan infrastruktur energi hijau.
“Ini momentum untuk mempercepat transisi energi sekaligus menunjukkan kesiapan Indonesia menjadi pemain kunci dalam pasar EBT global,” ujar Misbakhun.
Dia juga mengingatkan pentingnya perencanaan yang matang agar kerja sama ini menghasilkan skema win-win solution bagi kedua negara. Kolaborasi dengan Singapura ini sejalan dengan komitmen menuju Net Zero Emission dan mendukung implementasi Paris Agreement.
"Pemerintah harus memastikan adanya dukungan regulasi dan insentif agar investasi dan transfer teknologi berjalan optimal, serta membawa manfaat jangka panjang bagi ekonomi nasional," kata Misbakhun. (Ant)
Halaman Selanjutnya
Kedua, kerja sama dalam interkoneksi dan perdagangan listrik lintas negara, termasuk pengembangan teknologi energi surya, angin, serta sistem penyimpanan energi berbasis baterai (Battery Energy Storage System/BESS). Ketiga, kolaborasi dalam penangkapan dan penyimpanan karbon lintas batas guna mendukung target emisi bersih.