Gubernur NTB Koordinasi Lintas Sektor untuk Evakuasi Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani

9 hours ago 3

Jakarta, VIVA – Seorang wisatawan asal Brasil bernama Juliana Marins (26) diperkirakan meninggal dunia usai terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pemerintah provinsi melalui Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyatakan langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak agar bisa dengan cepat melakukan proses evakuasi terhadap korban.

Iqbal menyebutkan akan berkoordinasi dengan Basarnas, TNI Angkatan Udara (AU) dan Kementerian Kehutanan RI. Komunikasi ini dilakukan agar percepatan evakuasi WNA Brasil dapat dilalukan melalui jalur udara menggunakan heli airlifter. 

"Kesiapan ada tiga heli dengan spesifikasi airlifter (pengangkutan melalui jalur udara) untuk melakukan operasi evakuasi tersebut," ujar Lalu Iqbal kepada wartawan, Selasa, 24 Juni 2025.

Lebih lanjut, kata Iqbal, helikopter pertama disiapkan oleh Mabes TNI bersama Basarnas yang akan tiba hari ini di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM). 

Gunung Rinjani (Satria)

Photo :

  • VIVA.co.id/Satria Zulfikar (Mataram)

Sementara itu satu helikopter lainnya berspesifikasi Medivac (medical evacuation) disediakan pihak asuransi sudah berada terlebih dahulu di BIZAM.

"Satu helikopter lainnya milik PT AMNT (Amman Mineral Nusa Tenggara) berspesifikasi airlifter juga dalam posisi siaga di Sumbawa Barat," katanya.

Iqbal meminta evakuasi melalui jalur udara karena cuaca yang sangat tidak bersahabat dan lokasi WNA Brasil yang mencapai kedalaman sekitar 500 meter sangat membahayakan untuk dilakukan evakuasi secara manual. "Segala upaya akan kita lakukan untuk penyelamatan cepat," katanya.

Terpisah, Asisten II Setda Provinsi NTB Lalu Moh Faozal mengatakan, pagi ini sudah berkomunikasi dengan sejumlah pihak. Saat ini tengah dicek menggunakan drone untuk posisi pendaki yang jatuh ke jurang.

"Sedang dipastikan koordinatnya. Sesuai arahan Pak Gubernur secepat mungkin evaluasi dilakukan," katanya.

Juliana Marins (26) diperkirakan meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang sedalam sekitar 400 meter di kawasan Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kepastian tersebut disampaikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam keterangan resmi, Selasa, 24 Juni 2025. Berdasarkan laporan dari Kantor SAR Mataram, visual drone thermal telah mendeteksi posisi korban dalam keadaan tidak lagi menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

"Laporan terakhir dari Basarnas yang kami terima, berhasil menemukan korban dengan visualisasi Drone Thermal milik Kansar Mataram pada kedalaman kurang lebih 400 meter dari awal jatuhnya korban dan diperkirakan korban dalam kondisi meninggal dunia,” demikian pernyataan Kemenparekraf, Selasa, 24 Juni 2025.

Juliana diketahui melakukan pendakian bersama satu pemandu dan lima peserta lainnya pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025. Sekitar pukul 06.30 Wita, ia dilaporkan terpeleset dan jatuh ke jurang curam di sekitar danau kawah Gunung Rinjani.

Sejak saat itu, operasi pencarian dan evakuasi besar-besaran dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, Pemprov NTB, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), dan relawan.

Namun, medan yang ekstrem, dua overhang besar di sisi tebing, serta cuaca yang tidak bersahabat membuat evakuasi fisik korban belum dapat dilakukan hingga hari ini.

“Kami menegaskan bahwa keselamatan wisatawan adalah prioritas utama,  seluruh instansi diperintahkan memperkuat SOP dan pengawasan pemanduan di destinasi ekstrem,” tulis  Kemenparekraf lagi.

Selain mengerahkan drone dan helikopter, dua pendaki profesional juga dikerahkan untuk membuka jalur vertikal. Namun, metode climbing hanya bisa dilakukan jika cuaca memungkinkan. Pemerintah juga telah berkomunikasi langsung dengan keluarga korban dan Kedutaan Besar Brasil untuk memberikan informasi secara berkala dan akurat.

Lebih lanjut, Kemenparekraf menegaskan, insiden ini menjadi evaluasi serius terhadap pengawasan pemanduan di jalur-jalur ekstrem. Seluruh SOP dan sistem keselamatan di destinasi wisata alam akan diperkuat.

“Kami akan terus melakukan komunikasi harian dengan keluarga korban dan Kedutaan Brasil dijalankan langsung agar informasi akurat dan transparan,” kata pernyataan tersebut.

Petugas SAR gabungan masih berupaya melakukan evakuasi penyelamatan seorang pendaki asal Brasil yang terjatuh di sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu, 21 Juni 2025. Korban diperkirakan jatuh ke kedalaman 150-200 meter.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyebutkan proses evakuasi dan penyelamatan melibatkan personel Tim SAR gabungan yang terdiri dari TNGR, Kantor SAR Mataram, BPBD Lombok Timur, Kompi 3 Yon B NTB, Unit SAR Lombok Timur, Damkarmat Lombok Timur, Polsek Sembalun, Koramil Sembalun, EMHC, dan para relawan.

Halaman Selanjutnya

"Sedang dipastikan koordinatnya. Sesuai arahan Pak Gubernur secepat mungkin evaluasi dilakukan," katanya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |