Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin kembali mengalami penurunan tajam pada Senin, 3 Maret 2025. Cryptocurrency terbesar di dunia ini turun hampir 10 persen ke level USD85.321,69 atau setara Rp1.403.545.780.
Penurunan terus berlanjut hingga Selasa pagi, 4 Maret 2025, dengan harga Bitcoin turun lebih jauh ke USD83.165,06 atau setara Rp1.368.766.487.
Aset kripto lain juga mengalami koreksi signifikan. Ether, sebagai cryptocurrency terbesar kedua, turun lebih dari 15 persen, sementara XRP, Cardano, dan Solana masing-masing anjlok hampir 20 persen.
Penurunan harga ini terjadi setelah aksi jual besar-besaran di pasar aset digital. Aksi jual ini dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap meningkatnya perang dagang global dan ketidakpastian seputar rencana cadangan kripto nasional AS.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sempat mengusulkan pembentukan cadangan strategis cryptocurrency nasional. Rencana ini melibatkan pemerintah AS untuk menimbun aset digital, terutama dari hasil sitaan terkait kasus hukum atau individu serta perusahaan yang terkena sanksi.
Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS
Photo :
- (AP Photo/Alex Brandon)
Namun, skeptisisme langsung muncul di kalangan investor. Banyak yang mempertanyakan apakah rencana ini akan mendapat persetujuan kongres.
"Semua orang mulai membeli, lalu bertanya-tanya apakah itu benar-benar akan terjadi," ujar Adam Button, Managing Director di Forexlive, seperti dikutip dari First Post, Selasa, 4 Maret 2025.
Meskipun Trump menyebut Bitcoin, Ether, XRP, Cardano, dan Solana sebagai aset cadangan potensial, rencana tersebut masih jauh dari realisasi. "Menyebutkannya di tweet adalah satu hal, tetapi Anda perlu mengesahkan undang-undang untuk mewujudkannya, dan itu masih kemungkinan yang kecil," tambah Button.
Tekanan tambahan pada pasar cryptocurrency datang setelah Trump mengonfirmasi tarif 25 persen pada semua impor dari Meksiko dan Kanada. Kedua negara tersebut telah bersumpah akan melakukan tindakan balasan.
Analis menilai bahwa ketegangan perang dagang, ditambah dengan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS, semakin mendorong investor untuk menjauh dari aset berisiko, termasuk kripto.
Di sisi lain, beberapa pemimpin industri juga meragukan struktur cadangan yang diusulkan. CEO Coinbase, Brian Armstrong, menyarankan bahwa membatasi kepemilikan dana hanya pada Bitcoin, mungkin akan menjadi opsi terbaik, dan paling sederhana.
Pada Selasa, 4 Maret 2025, sekitar pukul 12.20 WIB, harga Bitcoin berada di USD83.812 atau setara Rp1.378.707.400. Penurunan ini menunjukkan volatilitas tinggi yang masih membayangi pasar kripto akibat ketidakpastian kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi global.
Meskipun saat ini pasar kripto tengah mengalami tekanan, beberapa analis tetap optimis tentang prospek jangka panjang Bitcoin. Beberapa prediksi bahkan menyebutkan bahwa harga Bitcoin bisa mencapai USD150.000 hingga USD400.000 pada 2025, tergantung pada kebijakan pemerintah dan adopsi institusional.
Namun, investor tetap disarankan berhati-hati karena volatilitas tinggi yang masih melekat pada aset kripto.
Halaman Selanjutnya
Tekanan tambahan pada pasar cryptocurrency datang setelah Trump mengonfirmasi tarif 25 persen pada semua impor dari Meksiko dan Kanada. Kedua negara tersebut telah bersumpah akan melakukan tindakan balasan.