Indonesia Didorong Impor Kedelai Lebih Banyak dari AS

3 weeks ago 17

Selasa, 30 September 2025 - 15:15 WIB

Jakarta, VIVA – Amerika Serikat (AS) mendorong Indonesia untuk impor lebih banyak produk kedelai.

Hal itu terungkap dari acara 'Southeast Asia U.S. Agricultural Cooperators Conference' yang digelar di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lebih dari 400 pemimpin dan pemangku kepentingan di bidang pertanian dari lebih dari 20 negara berkumpul dalam konferensi yang diselenggarakan oleh U.S. Soybean Export Council (USSEC) dan U.S. Grains & BioProducts Council dengan tema 'Enabling Trade Today, Unlocking Tomorrow' tersebut.

Acara ini diklaim untuk mempererat perdagangan global, membangun rantai pasok yang tangguh, serta memastikan ketahanan pangan jangka panjang.

Di konferensi tersebut para peserta menjajaki peluang untuk meningkatkan perdagangan kedelai AS, jagung, dan produk turunannya guna mendukung sektor pangan dan pakan.

Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sudah menjadi pasar penting sekaligus berkembang pesat bagi ekspor pertanian AS.

Pada Tahun Pemasaran 2023/2024, kawasan ini mengimpor sekitar 9,08 juta metrik ton (MMT) kedelai utuh dan 20,89 MMT bungkil kedelai, cerminan tingginya permintaan dari sektor pangan atau pun pakan.

Di antara negara di kawasan, Indonesia menonjol sebagai importir terbesar kedelai AS untuk kebutuhan pangan, menunjukkan posisi strategis negara ini bagi produsen negeri Paman Sam.

Permintaan konsumen yang kuat serta budaya kuliner yang lekat dengan pangan berbahan kedelai seperti tempe dan tahu menjadi pendorong utama impor kedelai.

Sementara itu, kebutuhan protein yang terus meningkat membuka peluang baru bagi bungkil kedelai AS untuk sektor pakan.

“Asia Tenggara (dan Indonesia khususnya) terus menjadi kawasan penting bagi pertumbuhan kedelai kami. Hal itu didorong dengan meningkatnya permintaan, kelas menengah yang berkembang, dan konsumsi protein yang kian besar,” ujar Timothy Loh, USSEC Regional Director, Southeast Asia and Oceania, melalui keterangan resminya, Selasa, 30 September 2025.

Lebih lanjut ia mengaku, melalui kemitraan jangka panjang dan komitmen bersama terhadap inovasi dan keberlanjutan, serta menghadirkan nilai bagi negara-negara di ASEAN, sekaligus 'membantu membangun masa depan yang lebih aman dan tangguh bersama'.

Konferensi ini menyoroti bagaimana kolaborasi jangka panjang antara produsen kedelai AS dan mitra di Indonesia dan Asia Tenggara memastikan keandalan pasokan, memperkuat akses pasar, serta membuka nilai tambah bersama.

Halaman Selanjutnya

Di antara negara di kawasan, Indonesia menonjol sebagai importir terbesar kedelai AS untuk kebutuhan pangan, menunjukkan posisi strategis negara ini bagi produsen negeri Paman Sam.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |