Jakarta, VIVA – Tiga perusahaan Eropa, HDF Energy (Hydrogène de France), Neuman and Esser South East Asia., Ltd (NEASEA) dan the Deutsche Gesellschaftfür Internationale Zusammenarbeit (GIZ), resmi bekerja sama mengembangkan infrastruktur hidrogen hijau untuk kapal feri di Indonesia.
Perjanjian tersebut merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani pada April 2025 antara HDF Energy, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Perusahaan Listrik Negara (PLN), serta ASDP Indonesia Ferry (Persero), bekerja sama dengan International Maritime Organization (IMO).
Saat ini, HDF Energy tengah mengembangkan 23 pembangkit listrik hidrogen Renewstable di wilayah Indonesia Timur, dengan potensi investasi sebesar US$2,3 miliar (Rp38,2 triliun).
Fasilitas-fasilitas itu menggabungkan pembangkit listrik tenaga surya dengan penyimpanan energi di lokasi dalam bentuk hidrogen hijau, untuk menyediakan listrik bersih 100 persen yang stabil, dan tidak terputus (non-intermittent) ke jaringan listrik, baik siang maupun malam hari.
Dengan menghasilkan kelebihan hidrogen hijau pada biaya marjinal yang kompetitif, pembangkit Renewstable juga membuka jalan bagi penyediaan hidrogen hijau untuk mendukung dekarbonisasi transportasi maritim.
Hidrogen yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengoperasikan sel bahan bakar berdaya tinggi (high-power fuel cells) yang dikembangkan dan diproduksi oleh HDF Energy, menawarkan solusi modular dan andal yang dirancang khusus untuk konversi armada kapal maritim.
Melalui proyek ini, HDF Energy menerapkan pendekatan terintegrasi yang unik, yakni memproduksi hidrogen hijau kompetitif secara lokal sekaligus menyediakan solusi propulsi kapal tanpa emisi yang berbasis pada teknologi sel bahan bakarnya.
Direktur Utama HDF Energy Indonesia Mathieu Géze menyebut kerja sama ini menyatukan keahlian internasional, kepemimpinan nasional, dan penerapan nyata di lapangan.
"Kami sedang membuka jalan bagi rute kapal feri bertenaga hidrogen pertama di Indonesia, sekaligus menatap masa depan maritim yang lebih bersih," ungkap Mathieu, Sabtu, 11 Oktober 2025.
Menurut Direktur Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN Lisa Tinschert, Indonesia menawarkan peluang unik untuk memajukan tujuan bersama dalam menghadapi perubahan iklim.
"Hidrogen hijau berada di inti dari transisi energi. Kerja sama ini diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mendukung transfer teknologi yang bernilai," papar dia.
Indonesia Siap Bangun Infrastruktur Ekosistem Hidrogen, Ini Buktinya
PLN Indonesia Power (PLN IP) mendukung transisi energi di sektor transportasi melalui Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH).
VIVA.co.id
21 April 2025

3 weeks ago
18









