Amerika Serikat, VIVA – Google tampaknya semakin serius dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Induk perusahaannya, Alphabet, berencana menggelontorkan sekitar $75 miliar atau setara Rp1,2 kuadriliun atau Rp1.221 triliun (kurs Rp16.290) untuk belanja modal pada 2025.
Langkah ini menunjukkan bahwa Google ingin tetap menjadi pemimpin dalam perlombaan AI, bersaing dengan Microsoft dan Meta yang juga melakukan investasi besar di bidang ini.
Ilustrasi pencarian Google.
Photo :
- www.pixabay.com/422737
Persaingan Ketat di Dunia AI
AI kini menjadi fokus utama perusahaan teknologi. Microsoft sudah mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan $80 miliar (setara Rp1,3 kuadriliun atau Rp1.302 triliun) tahun depan dalam infrastruktur AI. Sementara itu, Meta juga tak mau kalah dengan anggaran hingga $65 miliar (Rp1.058 triliun) untuk pengembangan AI tahun ini.
CEO Google, Sundar Pichai, mengungkapkan bahwa pendekatan AI yang diterapkan perusahaannya sangat kuat.
“Kami membangun, menguji, dan meluncurkan produk serta model lebih cepat dari sebelumnya, serta membuat kemajuan signifikan dalam efisiensi komputasi,” katanya setelah Alphabet mengumumkan laporan keuangan kuartal keempatnya yang dikutip dari Moneycontrol pada Rabu, 5 Februari 2025.
Dana Sebesar itu Akan Dibelanjakan Apa Saja?
Menurut CFO Alphabet, Anat Ashkenazi, sebagian besar dana tersebut akan dialokasikan untuk membangun infrastruktur teknis, terutama server, pusat data, dan jaringan. Pada kuartal pertama 2025, Google sudah menyiapkan dana hingga sekitar $18 miliar (Rp293 triliun) untuk proyek ini.
Investasi besar ini menunjukkan bahwa Google siap menghadapi persaingan global. Apalagi, muncul pesaing baru seperti laboratorium AI asal China, DeepSeek, yang mengklaim telah mengembangkan model AI canggih dengan biaya lebih rendah.
Google Percaya Diri dengan Model AI Miliknya
Meskipun mengakui DeepSeek sebagai pesaing yang hebat, Pichai tetap yakin bahwa model AI Google, seperti Gemini Flash 2.0 dan Flash Thinking 2.0, lebih efisien dan lebih hemat biaya.
“Kekuatan kami terletak pada pengembangan teknologi secara menyeluruh, dari hardware hingga produk, sehingga lebih hemat biaya dan dapat melayani miliaran pengguna,” ujar Pichai.
Selain itu, Google juga mulai lebih fokus pada penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam pelatihan model. Hal ini diharapkan dapat membuat teknologi AI semakin terjangkau dan dapat digunakan lebih luas.
Pertumbuhan Pendapatan Google
Di sisi bisnis, unit Google Cloud melaporkan pendapatan $12 miliar (Rp195 triliun) pada kuartal terakhir, naik 30,1% dibanding tahun sebelumnya, meskipun masih di bawah ekspektasi analis. Sementara itu, pendapatan dari iklan Google naik 10,6% menjadi $72,46 miliar (Rp1.180 triliun), termasuk peningkatan dari iklan YouTube yang mencapai $10,47 miliar (Rp170 triliun).
Secara keseluruhan, Alphabet mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 12% menjadi $96,5 miliar (Rp1.571 triliun), dengan laba bersih naik 28% menjadi $26,5 miliar (Rp431 triliun)
Halaman Selanjutnya
Dana Sebesar itu Akan Dibelanjakan Apa Saja?