Tel Aviv, VIVA – Israel menegaskan akan mencegat kapal Gaza Madleen yang membawa aktivis internasional dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza untuk menerobos blokade Israel di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk akibat genosida.
Radio Militer Israel mengatakan angkatan laut mereka telah bersiap menunggu kedatangan kapal armada Gaza Madleen yang meninggalkan Sisilia pada Senin kemarin, dan dalam perjalanan ke Jalur Gaza dalam upaya untuk "menerobos blokade angkatan laut" Israel.
Kapal tersebut membawa 12 awak kapal dan relawan dari berbagai negara, termasuk anggota parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina Rima Hassan, aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg dan aktor asal Irlandia Liam Cunningham.
Dalam tanggapan singkat, militer Israel mengatakan pihaknya "akan melakukan penutupan keamanan maritim keamanan di Gaza dan sedang mempersiapkan berbagai skenario," tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, Koalisi Armada Kebebasan (FFC) mengatakan mereka meluncurkan Madleen, sebuah kapal sipil yang kini berlayar menuju Gaza dengan membawa bantuan kemanusiaan dan pembela hak asasi manusia internasional yang secara langsung menentang blokade Israel yang ilegal dan genosida.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa "Ini adalah aksi perlawanan sipil yang damai. Semua relawan dan awak kapal Madleen dilatih dalam hal antikekerasan."
Kapal yang merupakan bagian dari FFC tersebut membawa berbagai perlengkapan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza, termasuk susu formula bayi, tepung, beras, popok, produk sanitasi wanita, peralatan desalinasi air, perlengkapan medis, kruk, dan prostetik anak-anak.
Sebelum kapal berangkat, Thunberg menggambarkan perjalanan tersebut sebagai "misi sipil simbolis" yang bertujuan untuk mematahkan pengepungan.
"Jika masih ada sedikit pun rasa kemanusiaan yang tersisa, kita harus berjuang untuk Palestina. Saya di sini karena ini adalah tugas," katanya.
“Saya berada di atas Madleen karena diam bukanlah netralitas—itu adalah keterlibatan. Rakyat Palestina di Gaza kelaparan dan dibantai, dan dunia menyaksikannya. Kapal ini tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga membawa tuntutan: Akhiri blokade. Akhiri genosida.” kata Rima Hassan
Kapal tersebut diperkirakan akan mencapai garis pantai Gaza dalam waktu sekitar seminggu, meskipun menghadapi risiko tinggi dicegat oleh pasukan Israel di perairan internasional.
Pelayaran tersebut mengikuti upaya serupa yang dilakukan oleh FFC pada awal Mei, ketika kapal koalisi Conscience diserang oleh pesawat nirawak Israel di perairan internasional. Serangan itu menyebabkan kebakaran dan membuat lubang di lambung kapal.
Halaman Selanjutnya
Kapal yang merupakan bagian dari FFC tersebut membawa berbagai perlengkapan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza, termasuk susu formula bayi, tepung, beras, popok, produk sanitasi wanita, peralatan desalinasi air, perlengkapan medis, kruk, dan prostetik anak-anak.