Jakarta, VIVA – Pasangan muda yang tengah meniti perjalanan hidup, Shyalimar Malik dan Eric Syafutra, membagikan refleksi mereka tentang makna Ramadan yang telah usai. Keduanya mengaku tetap merasakan kenikmatan dalam menjalani ibadah puasa, seraya menyadari bahwa bulan suci ini membawa keberkahan dan limpahan rahmat yang begitu berarti bagi kehidupan mereka.
Dalam suasana awal Syaw yang kian mendekati garis akhir, Shyalimar, yang dikenal sebagai aktris dan juga pengusaha kuliner di bawah brand ‘Eemoii’ serta ‘Bro 168’ yang berlokasi di Cipete, Jakarta Selatan, mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan Hari Raya Idul Fitri 1446 H sebagai momentum spiritual yang lebih dalam. Baginya, hari kemenangan ini tak semata-mata sebagai tradisi, tetapi juga sebagai penguatan iman dan ketakwaan dalam kehidupan berkeluarga. Scroll lebih lanjut ya.
“Sejak kecil, rasanya aku sudah nggak asing lagi, akrab dengan lingkungan religius. Insya Allah, bisa saya pertahankan terus, meski saat ini sudah hidup berumahtangga. Sibuk urus keluarga dan mengawasi bisnis,” ungkap Shyalimar Malik yang juga merupakan cucu dari H. Adam Malik, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia di era Orde Baru.
Bersama sang suami, Eric Syafutra, Shyalimar menegaskan bahwa komunikasi adalah fondasi utama dalam rumah tangga mereka. Di tengah berbagai kesibukan, pasangan ini tetap menjaga keterbukaan sebagai bentuk tanggung jawab bersama dalam membina keluarga dan membentuk masa depan anak-anak mereka.
“Iya, kita berdua kan, punya kewajiban bersama dalam menentukan sukses anak-anak kedepannya,” ujar Shyalimar.
Di sisi lain, Eric yang aktif sebagai pengusaha dan praktisi muda di sektor ekonomi, tak kalah menaruh perhatian pada urusan keluarga. Ia menjadikan Ramadhan sebagai ruang untuk mempererat ikatan batin antaranggota keluarga, melalui kegiatan sederhana namun bermakna seperti buka puasa bersama, shalat tarawih berjamaah, hingga tadarus Al-Qur’an bersama anak-anak mereka.
Shyalimar Malik
Photo :
- IG @shyalimarmalik17
“Dalam bulan suci Ramadan itu, sejatinya sangat terbuka untuk lebih merekatkan hubungan keluarga. Mulai dari buka puasa, sholat Taraweh, tadarusan sampai kepada membangun suasana religi atau keagamaan dalam sebuah keluarga,” ujar Eric, dengan dukungan penuh dari sang istri.
Pasangan ini menunjukkan bahwa kesibukan di ranah profesional tak harus menggerus nilai-nilai kekeluargaan maupun spiritual. Sebaliknya, mereka berusaha menjadikan Ramadhan sebagai sarana introspeksi dan pembinaan karakter keluarga agar lebih kuat, harmonis, dan tetap berpegang pada nilai-nilai agama.
Halaman Selanjutnya
Source : IG @shyalimarmalik17