Lewat Lagu Ciptaannya, Dedi Mulyadi Suarakan Kerusakan Alam Raja Ampat

1 day ago 5

Kamis, 12 Juni 2025 - 15:39 WIB

VIVA – Sorotan publik terhadap kerusakan lingkungan di Raja Ampat akibat aktivitas tambang nikel kini semakin meluas. Di tengah gelombang keprihatinan ini, mantan Bupati Purwakarta yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan, Dedi Mulyadi, akhirnya angkat bicara. Ia menyampaikan pesan pedulinya melalui cara yang tidak biasa—sebuah lagu ciptaannya sendiri.

Dalam unggahan terbarunya di Instagram, Dedi membagikan video klip lagu berjudul Surga di Tanah Papua, sebuah karya musik yang ia ciptakan sebagai wujud ekspresi cintanya terhadap keindahan alam Papua. Lagu ini pertama kali dirilis pada tahun 2019 oleh grup musik asal Bandung, Emka 9, dan kini kembali dipublikasikan sebagai bentuk kritik halus terhadap ancaman kerusakan alam yang terjadi di Papua, khususnya wilayah Raja Ampat.

Kesan saya soal Papua, saya tuangkan dalam lagu Surga di Tanah Papua,” tulis Dedi dalam keterangan unggahannya.

Dalam video tersebut, tampak lanskap Raja Ampat yang memesona, mulai dari gugusan pulau karst, lautan biru yang jernih, hingga keanekaragaman hayati bawah laut yang menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia.

Lagu ini tidak hanya menjadi media ekspresi, tetapi juga sarana kampanye lingkungan yang menggugah. Dedi menyebut bahwa Surga di Tanah Papua merupakan simbol cintanya terhadap bumi Cenderawasih yang keindahannya, menurut dia, tidak tergantikan.

Unggahan tersebut disambut antusias oleh warganet. Banyak yang memberikan apresiasi atas langkah kreatif Dedi dalam menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu pengguna Instagram menulis, “Mudah-mudahan KDM bisa menyuarakan nasib alam kita,” mengacu pada harapan agar suara Dedi bisa menjadi penggerak kesadaran publik dan pemangku kebijakan.

Beberapa komentar juga menyoroti pentingnya menjaga Papua dari eksploitasi tambang. 

Jangan tunggu alam yang berbicara. Kita harus menjaga alam Indonesia. Semoga Allah SWT melindungi kekayaan alam Indonesia, dan melindungi bapak,” tulis seorang pengguna lainnya.

Namun, tidak semua tanggapan bersifat pujian. Sejumlah warganet justru mempertanyakan kebijakan pembangunan di Papua yang dinilai kontradiktif. Misalnya, pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang diduga malah mempermudah akses masuknya alat berat dan kendaraan tambang.

Ternyata kemarin bikin jalan mulus sampai pelosok dan jembatan ke pulaunya biar truknya gampang masuk kah?” sindir salah satu netizen.

Selain Papua, beberapa warganet juga meminta agar Dedi menyoroti isu lingkungan di daerah lain yang mengalami nasib serupa. Salah satunya Parung Panjang di Bogor, yang dikenal sebagai kawasan tambang yang menimbulkan kerusakan lingkungan serius.

Pak, tuangkan juga lagu untuk Parung Panjang dong. Parung Panjang juga nggak kalah indah kalau nggak ada pertambangan,” tulis salah satu pengguna.

Halaman Selanjutnya

“Jangan tunggu alam yang berbicara. Kita harus menjaga alam Indonesia. Semoga Allah SWT melindungi kekayaan alam Indonesia, dan melindungi bapak,” tulis seorang pengguna lainnya.

Halaman Selanjutnya

Read Entire Article
Sindikasi | Jateng | Apps |